Mega Proyek Mengamandemen Al-Quran

Oleh: Moh Naufal Dunggio
Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (LDK PWM) DKI Jakarta

Dalam al-Quran Allah berfirman; “Allahlah yang menurunkan al-Quran dan Allah pula yang menjaganya.” Ini pesan jelas yang langsung datang dari Allah. Jangan main-main dengan al-Quran. Bahkan ada satu ayat dalam al-Quran ditantang langsung oleh Allah bahwa coba kamu kumpulkan semua air dilautan untuk dijadikan tinta dan pohon-pohon di dunia ini dijadikan pena untuk buat satu surah semisal di al-Quran. Pasti kita manusia tidak bisa membuatnya.

Nah karena tidak bisa membuat satu surah semisal dalam al-Quran maka mengamandemen makna al-Quran atau kata lain mengkaburkan makna al-Quran adalah langkah yang paling ringan tapi mempunyai keuntungan yang sangat besar. Ini proyek besar bahkan bisa dikatakan megaproyek bila dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur yang lagi heboh sekarang ini.

Muslim yang sehat jasmani rohani dan sehat akal pikirannya serta mental ketaqwaannya penuh dengan keistiqomaannya akan NGERI dan TAKUT bila berbicara pengkaburan makna al-Quran. Dibayar berapapun dia tak akan mau mengamandemen makna dari satu kata atau kalimat dalam al-Quran. Karena konsekwensinya akan berhadapan langsung dengan Allah yang punya kitab suci al-Quran.

Kalau Ka’bah saat mau dihancurkan oleh tentara Abraha. Dan ramai-ramai penduduk Makkah datang kepada Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad SAW sebagai penjaga Ka’bah) mengadu padanya bahwa Ka’bah mau dihancurin Abraha. Jawab Abdul Muthalib, biarin aja di hancurin kalau dia berani. Saya hanya penjaga. Yang punya adalah Allah maka biar aja dia berurusan langsung dengan Allah. Dan benar Abraha dengan bala tentaranya hancur lebur jadi ulat. Lihat surah al-Fiil.

Namun untuk al-Quran tidak bisa kita berlaku seperti Abdul Muthalib dalam menjaga al-Quran. Karena kalau kaum Muslimin tidak menjaga marwah dan eksistensi keberadaan al-Quran di muka bumi ini maka al-Quran bakal hilang dan kita manusia bakal hidup dalam KEGELAPAN yang MENGERIKAN.

Nabi SAW bersabda; “Akan datang suatu zaman dimana Islam hanya tinggal namanya saja dan al-Quran hanya tinggal tulisan saja. Ini peringatan yang serius bagi kaum muslimin dimana aja. Dan hadits ini mulai kelihatan di bumi pertiwi ini. Sudah banyak yang mengaku ulama dan kyai berusaha main proyek pengkaburan makna atau mengamandemenkan makna dari al-Quran atau hadits hanya karena alasan gak enak sama non muslim atau atas nama kekuasaan.

Contoh dari permainan pengkaburan makna seperti kata KAFIR, wanita tiang agama, dll. Kalau kata kafir diganti dengan warga negara maka apakah perlu dibawa ke pengadilan untuk di patenkaaaan …? Sejak kapan menafsirkan al-Quran berdasarkan perasaan ….? Adakah dalil naqli yang berbicara tentang perasaan non muslim sehingga kita harus mengamandemenkan makna dari al-Quran …? Ini benar-benar proyek yang menggiurkan.

Gak mungkin proyek ini gratis .. tis .. tis … tiiis. Disebut ini mega proyek karena tidak pakai tenaga hanya MODAL LUDAH untuk konperensi pers maka mengalirlah tu pundi-pundi kenikmatan duniawi ke dalam kantong dengan atas nama kesepakatan ulama. Ngeri benar hidup di zaman sekarang. Namun lebih ngeri lagi anak cucu kita nanti bila kita biarkan para ulama suu ini yang di back up oleh rezim anti Islam menari-nari dalam penderitaan umat.

Permainan kata dalam al-Quran untuk melemahkan Islam semacam ini bisa kita hentikan dengan cara ganti rezim anti Islam ini yang beraroma komunis. Tidak ada jalan lain. Penguasa berganti maka orang-orang yang mempermainkan al-Quran seperti ini kita jebloskan dalam penjara sampai busuk di dalamnya.

Silahkan kalian mempermainkan al-Quran. Kami tidak akan diam. Rezim berganti habis kalian semua. Bakal busuk kalian di penjara.