Ini Alasan Davin Kirana Anak Bos Lion Air Group Jadi Caleg DPR

Banyak orang tersentak ketika mendengar nama Davin Kirana tercatat dalam daftar calon anggota legislatif (caleg) pada pemilihan serentak 2019. Ketersentakan itu bisa dipahami.
Davin putra Rusdi Kirana, pendiri Lion Air Group, perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia. Meski lahir dan tumbuh menjadi sosok remaja di Jakarta, tapi ia mengenyam pendidikan di luar negeri hingga lulus di Peperdine University California, Amerika Serikat.
Lalu, apa yang mendorong pria kelahiran Jakarta, 22 April 1996, ini terjun ke dunia politik? Apa pertimbangan ia berani meninggalkan zona nyaman dan memasuki dunia yang kerap dipersepsikan penuh intrik ini?
Davin punya pertimbangan sendiri. Dia ingin menjadi bagian dalam proses pembangunan bangsa dan negara ini. Dia berniat memberikan sumbangsih atas kemampuan yang dimilikinya dari dalam, bukan sekadar penonton di luar gelanggang.
Davin melihat potensi generasi muda Indonesia amat besar. Potensi itu bisa jadi kurang optimal tanpa keterlibatan generasi muda di dalam proses pengembangannya. Dari sisi inilah ia ingin mengambil peran lebih besar.
“Tugas kita melanjutkan perjuangan para pahlawan. Berjuang mewujudkan keadilan, mencerdaskan, dan meyejahterakan,” tulis Davin dalam twetter-nya.
Keterpanggilan ikut mengabdikan diri untuk pembangunan bangsa dalam berjuang mewujudkan keadilan, mencerdaskan, dan menyejahterakan, tidak datang datang begitu saja. Pengalaman bersentuhan dengan sesama anak bangsa, baik yang ada di dalam maupun di luar negeri menguatkan keyakinannya.
Sekali waktu, ia berkunjung ke salah satu perkebunan kepala sawit di Malaysia. Lokasinya jauh dari pusat kota di negeri jiran itu. Akses ke perkebunan, bagi dia, bukan perkara sulit. Maklum, ayahnya Duta Besar Republik Indonesia di Malaysia.
Di perkebunan itu dia menemukan banyak tenaga kerja Indonesia. Sebagian besar telah memiliki keturunan. Bisa dibayangkan bagaimana anak-anak mereka bersekolah tanpa sarana pendidikan di tengah perkebunan. Keseharian anak-anak itu banyak dihabiskan di kebun, memungut buah sawit seperti dilakukan orangtua mereka.
Davin terentak melihat kenyataan itu. Nuraninya tergugah. Hati kecilnya merintih. Ia tak bisa membayangkan bagaimana masa depan anak-anak itu sepuluh hingga dua puluh tahun mendatang.
Tanpa intervensi, dapat dipastikan anak-anak itu setali tiga uang dari orangtua mereka. Rantai kemiskinan terus menyapa, dari generasi ke generasi. Padahal, dalam pandangan dia, generasi muda adalah harapan bangsa. Tapi tanpa pendidikan, harapan kehidupan yang lebih baik tak lebih dari sebatas angan—untuk tidak menyebut jauh panggang dari api.
Keyakinannya kian menguat untuk berbuat kepada sesama anak bangsa ketika ia berkunjung ke perkebunan lain. Di sini ia kembali menemukan kondisi serupa: sebagian besar anak tenaga kerja Indonesia tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
Beranjak dari situ, ia kemudian kian intens menyambangi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan Sekolah Indonesia Kota Kinbalu (SIKK). Tak hanya sekolah formal, ia juga mengunjungi sejumlah Community Learning Center (CLC) untuk anak-anak tenaga kerja Indonesia—lembaga pendidikan nonformal yang dibentuk di banyak tempat sejak ayahnya menjabat duta besar.
Dari berbagai kunjungan itu, ia merasa perlu melangkah untuk orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya. Dalam hati ia berkata, “Saya harus berbuat untuk mereka, juga kepada generasi muda Indonesia lainnya.”
Davin benar mengikuti suara hatinya. Ia melihat ada dua alumni SMA SIKK Sabah dan SMA SIKL Kuala Lumpur berprestasi menjuarai Kompetisi Sains, Seni & Olahraga (KS2O) tahun 2017. Davin menyebut Richel dan Nurliza—dua siswi itu—sebagai dua perempuan hebat.
Lewat langkah kecil Davin, kedua perempuan hebat itu memperoleh kesempatan mendapatkan beasiswa mengikuti pendidikan pilot dan pramugari. Beasiswa bukan dari ayahnya, juga bukan dari dia pribadi, melainkan dari Lion Air Group. Dalam unggahannnya di twetter, Davin menulis, “Selamat kepada Richel & Liza yang sebentar lagi akan resmi menjadi pilot dan pramugari.”
Tak cukup hingga di situ. Davin ingin melangkah lebih jauh. Langkah itu hanya bisa gapai jika menjadi anggota parlemen. Ia kini caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta II yang meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Davin berada di urutan kedua caleg partai besutan Surya Paloh itu.
Ia sudah siap meninggalkan zona nyaman untuk memenuhi panggilan jiwanya, mengabdi untuk republik.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News