Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak suka dikritik dengan kejadian pembubaran oleh anggota TNI/Polri terhadap massa Awak Mobil Tangki (AMT) dan sempat ricuh saat menghadang presiden di depan Istana.
“Harusnya massa massa Awak Mobil Tangki (AMT) yang sudah berhari-hari demo di depan Istana ditemui Jokowi bukan dibubarkan saat menghadang orang nomor satu di Indonesia itu,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Jumat (15/2/2019).
Kata Muslim, kericuhan di depan Istana akibat penghadangan massa AMT menunjukkan Jokowi tidak suka dikritik. “Kata dulu ingin didemo. Sekarang didemo berhari-hari di depan Istana tidak mau menemui. Harusnya Jokowi memberi solusi,” ungkapnya.
Menurut Muslim, kejadian di depan Istana yang menghadang Presiden Jokowi menunjukkan ada keinginan yang kuat dari rakyat untuk melakukan perubahan.
“Apalagi saat ini pihak penguasa sangat mudah memenjarakan orang yang mengkritik penguasa,” papar Muslim.
Mobil Presiden Jokowi dikepung massa aksi yang tergabung dalam Awak Mobil Tangki (AMT). Massa menerobos iring-iringan saat melintas di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019) malam. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 18.54 WIB di Taman Pandang depan Istana.
Namun, massa aksi lain tak dapat mendekat karena dihadang petugas kepolisian dan Pasukan Pengamanan Presiden (paspampres) yang bersenjata lengkap.
Iringan mobil Jokowi sempat tertahan selama 15 sampai 20 menit. Dalam kejadian tersebut, lima orang pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit akibat bentrokan kecil dengan petugas pengamanan.