PADANG PANJANG – Keseriusan Pemerintah Kota Padang Panjang mengawal ‘Padang Panjang Kota Literasi’ terus diperlihatkan dari hari ke hari.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang dari tanggal 11-14 Februari 2019 menggelar serangkaian lomba peningkatan minat baca yang melibatkan pelajar, pustakawan dan masyarakat di kota itu.
Lomba-lomba tersebut di antaranya: Lomba Perpustakaan Sekolah Tingkat SMA, Lomba Bercerita antarsiswa SD, Lomba Pustakawan Berprestasi dan Lomba Perpustakaan Kelurahan.
Lomba-lomba tersebut sebagai persiapan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang mengangkat kegiatan literasi akbar bertajuk ‘Festival Literasi’ yang akan dihelat pada 14-17 Maret 2019 mendatang.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang, Alvi Sena, S.T., M.T., mengatakan, lomba perpustakaan untuk memacu kreativitas pengelola meningkatkan pelayanan dalam menumbuhkan budaya membaca bagi pelajar dan masyarakat umum.
“Lomba-lomba ini salah satu upaya untuk pengembangan dan pembudayaan kegemaran membaca di tengah masyarakat Kota Padang Panjang,” ujar Alvi Sena, Selasa (12/2), di Padang Panjang.
Kabid Perpustakaan, Yoni Aldo, A.Md., mengatakan, lomba yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan tersebut diharapkan mampu memberi stimulan bagi pengelola, pemerhati perpustakaan dan masyarakat dalam berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tentu juga menggeliatkan para pembelajar untuk mengoptimalkan kesempatan dan waktu menimba wawasan pengetahuan melalui perpustakaan,” ujar Yoni Aldo.
Tim Sinergi Percepatan Transformasi Perpustakaan Sumatra Barat, Muhammad Fadli, S.I.Kom., M.I.Kom., yang pada kesempatan itu sebagai juri mengatakan, di tingkat SMA terdapat beberapa standar nasional untuk perpustakaan SMA sesuai Peraturan Kepala Perpusnas Nomor 12 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Perpustakaan SMA/MA. Standar tersebut di antaranya berupa koleksi, sarana dan prasarana, pelayanan perpustakaan, tenaga perpustakaan, penyelenggaraan perpustakaan dan pengelolaan.
“Kondisi di Padang Panjang umumnya belum memenuhi standar, baru mendekati. Salah satu faktornya karena terbatas sumber daya manusia. Masih ada sekolah yang belum ada pustakawannya,” katanya. Di berharap kondisi itu di masa mendatang dapat lebih baik.
Sementara Koordinator Forum Pegiat Literasi (FPL) Padang Panjang Muhammad Subhan, S.Sos.I mengatakan, gerakan literasi di Kota Padang Panjang sudah cukup masif, sebab selain didukung Pemerintah Kota Padang Panjang, masyarakat bersama relawan juga punya semangat yang sama menggelorakan literasi.
“Semoga kondisi ini akan terus mencapai peningkatan sehingga harapan sebagai sebuah Kota Literasi yang ideal benar-benar terwujud,” harap Penulis Novel “Rumah di Tengah Sawah” yang juga Pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia itu.(*)