Proyek infrastruktur pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), termasuk tol trans Jawa, dibangun tanpa proses perencanaan yang matang. Akibatnya, di luar libur panjang tol trans Jawa sepi.
“Di luar hari libur panjang, jalan tol sepi dan cenderung kosong melompong,” kata juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara di Jakarta, Selasa (12/2).
Suhendra Ratu Prawiranegara menjelaskan, jalan tol trans Jawa yang dibangun Jokowi hanya dimanfaatkan selama libur lebaran, natal, dan tahun baru. Catatan BPN menyebutkan hanya sekitar 15 hari dalam setahun jalan tol benar-benar padat.
Dia menyebut jalan tol yang dibangun pemerintahan Jokowi bukan untuk kepentingan rakyat, tapi untuk para pengembang di sepanjang jalur tersebut.
“Pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek biayanya mencapai Rp 350 miliar per km. Padahal jalur biasa hanya perlu Rp 150 miliar per km. Ini sangat mahal,” ujar Suhendra Ratu Prawiranegara.
Suhendra Ratu Prawiranegara juga menyoroti pembangunan atau perluasan sejumlah bandara yang kini minim kegunaannya, seperti penambahan parkir pesawat VIP di Bandara Ngurah Rai, Bali menjelang pertemuan IMF-Bank Dunia tahun lalu. Total dana yang digunakan mencapai Rp 2,2 triliun. Kemudian bandara Kertajari, Jawa barat dan bandara Silangit yang sepi penumpang. Padahal bandara tersebut baru saja dibangun dengan dana miliaran rupiah.
Lalu ada pembangunan jembatan Pulau Balang di Kaltim yang menelan biaya Rp 1,4 triliun. Jembatan ini berpotensi mangkrak karena jalan akses untuk jembatan ini belum ada.