Pihak Istana terlihat panik dengan adanya pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tentang bahaya revolusi jari.
“Moeldoko mengatakan bahaya revolusi jari menandakan pihak istana panik. Padahal selama ini istana sudah menguasai semua media mainstream,” kata pengamat politik Muslim kepada suaranasional, Selasa (12/2/2012).
Menurut Muslim, pernyataan Moeldoko tidak bisa dilepaskan atas sikap Jokowi yang menyebut media sosial (medsos) banyak hoaks.
“Kalau mau jujur, Jokowi bisa menjadi presiden tidak bisa dilepaskan dari peran media sosial, sampai memelihara buzzer yang tiap hari membuat pencitraan dan trending topic tentang Jokowi,” ungkap Muslim.
Kata Muslim, saat ini yang tidak bisa dikendalikan Rezim Jokowi hanya medsos. “Kekuatan medsos kubu oposisi bisa mengimbangi buzzer penguasa,” jelas Muslim.
Sebelumnya Moeldoko mengingatkan bahaya revolusi jari yang bisa mendegradasi pemerintahan Jokowi.
“Saat ini saya menjuluki ada sebuah revolusi jari di mana sebuah berita ditentukan kecepatan untuk 30 detik, begitu kita membaca berita tanpa mengetahui kebenarannya jari kita bermain. Apakah berita itu benar atau tidak, masa bodo,” kata Moeldoko, Senin (11/2/2019).
“Inilah yang dibilang revolusi jari luar biasa, sangat besar pengaruhnya. Bukan revolusi mental tapi jari,” ujarnya.