KH Ma’ruf Amin Ingatkan Bahaya Masjid tak Dikuasai Kelompok NU Aswaja

KH Ma’ruf Amin (IST)

Masjid yang tidak dikuasai kelompok Nahldatul Ulama (NU) Ahlussunah Waljamaah bisa menyebarkan radikalisme.

“Masjid diambil orang, dibawa sama paham-paham yang tidak sama dengan kita (paham Aswaja NU),” kata Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin, Selasa (5/2/2019) dikutip dari Republika Online.

Kiai Ma’ruf menerangkan, kini ada gerakan-gerakan yang menganggap bahwa gerakan NU itu terlalu lembek. Padahal, kata dia, dakwah NU itu tidak lembek atau lunak, tapi santun.

“NU itu santun bukan lembek. Antara Lembek dan bijak. Kalau soal ormas paling ditakuti di Indonesia itu NU, karena NU anggotanya banyak. Kalau NU sudah berteriak, atau kalau baru dehem saja orang sudah gemeteran,” ucap Kiai Ma’ruf.

Baca juga:  Target Serangan Berikutnya ke Ustadz Adi Hidayat dengan Isu Wahabi

Dia pun menegaskan tentang kedudukan ulama di tengah-tengah masyarakat. Mustasyar PBNU ini mengatakan, ulama adalah penerus perjuangan para nabi untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.

Selaku ulama, ia pun kini berikhtiar sebagai cawapres untuk mengantarkan umat Islam Indonesia menuju cahaya. “Dengan ulama itulah kita memperoleh bimbingan dan tuntunan karena ulama adalah pelanjut dari para nabi,” kata Kiai Ma’ruf.

Sebelum mengisi tablig akbar tersebut, Kiai Ma’ruf bersilaturahmi dengan sejumlah kiai berpengaruh di Jawa Tengah termasuk KH. Misbahu Munir (Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayat, Krasak), KH. Said Asrori (Rais Syuriah PBNU), KH. Ubaidilah Shodaqoh (Rais Syuriah PWNU Jateng), KH. Humaidi Tamyiz (Pengasuh PP Miftahul Ulum Jogoloto), KH. Ulil Albab (Pengasuh PP Sirojut Tholibin, Sarimulyo), H. Mustofa (mantan Bupati Kudus), H. Gus Nung (Pengasuh PP Hasyim Asyari, Bangsri, Jepara), dan KH. Agus Baidlowi Misbah, (PP Al Hidayat, Krasak).

Baca juga:  Politikus PDIP Sebut Anies Pribumi Palsu & Aslinya Keturunan Yaman