Klarifikasi Santri Al Anwar Sarang Terkait KH Maimoen Zubair Doakan Prabowo

Banyak teman-teman yang menanyakan kebenaran isi konten potongan video doa berbahasa arab yang dikirimkan ke saya. Kalau diterjemah, kurang lebihnya begini:

اجعل من يا إلهنا في جنبنا يا إلهنا يا الله هذا الرئيس . هذا الرئيس فاك فراباوا اجعله يا إلهنا في المرة الثانية نائلا أصواتا كثيرة

“Jadikanlah Ya Allah orang di sampingku ini Presiden, Presiden ini (yaitu) Pak Prabowo, jadikanlah dia Ya Allah untuk kedua kalinya dengan perolehan suara yang banyak”.

Kemudian oleh oknum, video termaksud difahami dan disebarkan dengan caption sebagai “doa Mbah Maimoen untuk Bapak Prabowo”, hanya berdasar kata “Prabowo” yang diucapkan Mbah Maimoen dalam rangkai doa tersebut.

Saya menjawab bahwa isi konten adalah asli dan tidak hasil editan (merubah kata), adapun kesimpulan tersebut hemat kami adalah kesimpulan yang salah secara tinjauan disiplin ilmu bahasa arab. Dan perlu diperhatikan bahwa:

1. Potongan video termaksud tidak berdiri sendiri. Akan tetapi dilengkapi dengan rangkaian sebelum dan sesudahnya. Bahkan terakhir setelah penutupan acara dari MC, Mbah Maimoen langsung klarifikasi bahwa beliau tadi salah ucap (sabqul lisan) dan yang dimaksudkan beliau tadi adalah Bapak Jokowi sebagai ganti kata Bpk. Prabowo. Clear seketika. Meskipun tanpa klarifikasi sekali pun, sebetulnya tidak ada masalah bagi ahli bahasa arab. Akan tetapi masalahnya tidak semua yang dengar itu ahli. Hehe…

2. Coba pelajari tentang isim isyaroh, bahwa ketika berkumpul antara penyebutan nama dan kata petunjuk (isim isyarah) dan terjadi perselisihan maka yang dimenangkan adalah kata petunjuk, bukan nama yang disebut. Dalam hal ini, perselisihan antara penyebutan kata Prabowo dan kata tunjuk HADZA (ini), jelas dimenangkan kata tunjuk, bukan penyebutan nama.

يقول أبو حنيفة – رحمه الله – : إذا اجتمعت الإشارة والتسمية فتعتبر الإشارة لكونها أبلغ في المقصود وهو التعريف .

وظاهر كلام الشافعية تغليب الإشارة على العبارة إذا اجتمعتا واختلف موجبهما وحمل ذكر العبارة على الغلط .

قال الزركشي : إذا اجتمعت الإشارة والعبارة واختلف موجبهما غلبت الإشارة ويحمل ذكر العبارة على الغلط ، ووجه أن الإشارة هي الأصل في التعريف ، إنما جعل الأسامي نائبة عنها في حالة الغيبة كما لو حلف لا يأكل من لحم هذه البقرة وأشار إلى سخلة ، وأكل منها يحنث قطعا .

Atau tanya langsung pada Masternya, yaitu asy-Syaikh Ahmad Dawam Afandi

_________

Pak Prabowo jadi Presiden RI aja belum pernah sekalipun kok didoakan untuk kedua kali itu logikanya bagaimana lur dulur??
Akhirnya, kami akhiri dengan mengutip kata Bpk. Jokowi yang mengutip kata Cak Lontong: “Mikir…..”

Sarang, 01 Februari 2019