Dialog Dampak Ekonomi

Alhadi Muhammad (IST)

Tadi siang, naik transportasi online, pengemudinya terlihat bukan seperti sopir pada umumnya. Rapi banget. Di dalam kendaraan terjadilah dialog mengenai situasi saat ini. Ternyata pengemudi tersebut mantan pengusaha yang gulung tikar, bergerak di bidang IT, bahkan pernah jadi pengawai IBM di Tokyo.

Dia menyesalkan kenapa situasi politik selalu gonjang ganjing. Dia berharap banyak ke pemerintah Jokowi untuk perubahan.

Lalu mulailah saya jelaskan utang dalam 3 tahun mencapai penambahan 1300 T dan situasi ekonomi yang tidak jelas. Tapi dia tetap kekeuh dengan pendiriannya, bahwa pemerintahan Jokowi sedang berusaha memperbaiki dan kekacauan ini.

Baca juga:  Kolonel (Purn) Sugeng Waras: Hindari Revolusi Rakyat, BPIP Harus Dibubarkan & RUU BPIP Ditolak

Saya tanya ke dia, jika memang sedang memperbaiki, kenapa arah ekonomi malah negatif. Hal ini didukung oleh data BPS dan beberapa perusahaan banyak yang gulung tikar, termasuk si driver tersebut. Saya tanyakan, 3 tahun sebelumnya, apakah proyek dan usahanya mengalami kesulitan mendapatkan proyek, dia diam. Lalu saya tanya lagi, jika memang berusaha memperbaiki, harusnya iklim usaha di negeri ini mengalami peningkatan, tapi nyatanyakan bapak sekarang saja bawa transportasi online, artinya tidak ada lagi pilihan dan kesempatan usaha. bapak supir itu terdiam.

Baca juga:  Eni Akui Bahas Korupsi PLTU Riau-1 di Rumah Ketum Golkar

Lalu saya tanya lagi, setelah utang yang menggunung, apa manfaatnya bagi rakyat dalam waktu terdekat? yang ada hampir semua subsidi dicabut dan semua kebutuhan pokok meningkat.

Pak sopir hanya bisa terdiam, karena saya tahu dia juga lagi kesulitan. Sebelum turun, saya tanya lagi, jika situasinya seperti ini, bagaimana mungkin arah pembangunan sudah benar, padahal sektor ekonomi rakyat mengalami penurunan.

Alhadi Muhammad