Kubu Jokowi Wanti-wanti Wartawan Jika Prabowo Jadi Presiden

Sekjen PDIP Hasto K – Tempo

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf, Abdul Kadir Karding, mengatakan pada awak media untuk berhati-hati apabila Prabowo Subianto menjadi presiden pada pilpres 2019 mendatang.

Pernyataan itu diucapkan Karding merespons sikap Prabowo yang tak terima dengan pemberitaan media soal reuni akbar 212 di Monas Ahad lalu.

“Menurut saya, baru saja calon sudah memusuhi pers. Saya menduga kalau sudah berkuasa, pers dibredel. Hati-hati teman-teman pers itu,” kata Karding di sela acara workshop Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf di hotel Grand Sahid, Jakarta, Jum’at, 7 Desember 2018.

Baca juga:  Politikus PDIP Pertanyakan Dasar Anies yang Yakin Menang di Jateng

Karding kemudian berujar Prabowo memiliki karakter dasar yang keras, temperamen, dan emosional. Prabowo, kata Karding, juga memiliki sejarah sebagai sosok yang anti-demokrasi.

“Dulu kalau orang berbeda sama dia, zaman pemerintahan lama itu, itu dibredel,” ujar dia.

Sebelumnya, Prabowo mengungkapkan kegeramannya terhadap media-media di Indonesia karena tidak meliput Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta, Ahad lalu. Prabowo memprotes media yang tidak menyebutkan bahwa massa yang hadir mencapai belasan juta dalam pidatonya di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional ke-26 di Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.

Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu media-media besar dan kondang tidak meliput. Dia tidak terima dengan pemberitaan media yang menyatakan bahwa massa Reuni Akbar 212 hanya belasan ribu. Prabowo menuding media-media itu telah memanipulasi demokrasi. Tak hanya media, Prabowo juga menuding wartawan. Dia menyebut jurnalis mengkhianati tugasnya lantaran tidak memberitakan acara Reuni 212.

Baca juga:  Pengamat: Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik Bisa Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Tanah Munjul

Menurut Karding, menanggapi hal tersebut harus dilihat bahwa pers merupakan bagian dari pilar demokrasi. “Yang dibutuhkan adalah dialog dengan pers agar demokrasi kita ini berkualitas, bukan memusuhi,” kata Karding. [tempo]