Lamongan Menjadi Rujukan Stabilisasi Harga Jagung

Kabupaten Lamongan menjadi rujukan stabilisasi harga jagung di tingkat nasional. Penunjukkan Lamongan menjadi rujukan stabilisasi harga jagung oleh Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) Kemenko Perekonomian RI

Perwakilan Kemenko Perekonomian RI, Puji Gunawan, mengatakan memilih Lamongan karena produksi jagungnya yang tertinggi di Jawa Timur.

“Dan mengapa jagung, karena komoditas jagung dan turunannya sebagai penyumbang inflasi yang cukup besar, yang hampir sama dengan beras, yakni sebesar 2 persen,” kata Puji Gunawan, Kamis (22/11/2018).

Inflasi, jelasnya, terjadi bukan hanya karena keterjangkauan harga. Namun juga berkaitan erat dengan ketersediaan pasokan serta distribusinya.

Sehingga ketika terjadi ketidakseimbangan di tiga faktor tersebut, lanjut dia, terlebih untuk sentra jagung seperti Lamongan, yang terjadi adalah ancaman inflasi yang tinggi.

Oleh karena itu pihaknya juga ingin tahu bagaimana keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan serta distribusi jagung di Lamongan untuk menghindari hal tersebut.

Bupati Fadeli mengungkapkan bahwa peningkatan produksi jagung ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani jagung.

Hasilnya, Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lamongan tahun 2016 yang sebesar 102, naik menjadi menjadi 104,6 di tahun 2017.

Menurutnya hal tersebut tidaklah mudah karena harus merubah pola pikir petani jagung yang dulu tradisional menjadi pola pikir modern. (Rinto)