DPP Hanura Bidang Organisasi: Jangan Perkeruh Situasi Internal Partai

Anggota Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hanura, Chalid Tualeka, menyayangkan tersebarnya surat pengunduran diri Ketua Bappilu Hanura, Gde Pasek Suardika, di media sosial hingga grup-grup percakapan DPD. Menurut dia situasi itu sempat menimbulkan riak-riak di kalangan kader hingga pendukung Hanura di Tanah Air.

Pasek Suardika sebelumnya telah menyampaikan surat pengunduran dirinya tertanggal 3 November 2018. Di dalam surat tersebut Pasek menyampaikan sejumlah alasan kenapa dia mengambil keputusan tersebut. Salah satunya karena ia menilai peran Bappilu Hanura dalam hal mengusung calon caleg tak maksimal.

Chalid menilai tindakan Pasek sebagai bentuk ketidakpatuhan terhadap organisasi partai serta ketidakpatuhan terhadap Ketua Umum Oesman Sapta Odang (OSO). Apalagi pengunduran diri dilakukan saat Partai Hanura tengah berkonsolidasi dan berkoordinasi mempersiapkan diri menuju Pileg 2019.

“Kami ingin mencapai target lima besar di Pileg dan lolos ke parlemen 2019. Tentu saja kondisi ini sangat mengganggu karena seluruh instrumen Partai Hanura hingga daerah-daerah sedang bekerja,” kata Chalid saat berbincang di Jakarta, Jumat (16/11) malam.

Chalid memuji sikap Wasekjen Bina Wilayah DPP Hanura, Wahab Talaohu, yang sempat berujar kepada media massa terkait pengunduran diri Pasek. Sebelumnya Wahab mengatakan sikap Pasek sebagai pembangkangan terhadap partai serta desersi alias lari dari tanggung jawab.

Ungkapan Wahab kemudian mengundang reaksi dari Wasekjen bidang pelatihan Badan Saksi Nasional (BSN) DPP Hanura, Bambang Irawan. Bambang menyebut Wahab sebagai orang yang naif dan tidak paham tentang dinamika kepartaian.

“Bambang Irawan ini bukan aktivis pergerakan dan ahistoris. Dia tidak memahami sejarah pergerakan bangsa ini. Sedangkan Wahab adalah Tokoh Reformasi,” ujar Chalid.

Bambang juga sempat melontarkan ucapan ingin melakukan pengkaderan ulang terhadap Wahab agar mengerti tata cara dan etika partai. Menurut Chalid, sifat Bambang tersebut menimbulkan kepanikan serta memperlihatkan sifat kekanak-kanakannya dalam membangun komunikasi politik.

“Saya pertanyakan kerja-kerja Bambang Irawan. Memangnya dia bisa apa,” ujarnya.