Lieus Sungkharisma Minta Yusril Lebih Bijaksana

Lieus Sungkharisma (IST)

Pernyataan Yusril Ihza Mahendra yang menyebut tidak ada track record pasangan Capres-Cawapres Prabowo – Sandiaga Uno sebagai pejuang dan pembela Islam, disesalkan banyak orang dan mendapat reaksi dari berbagai kalangan.

Pernyataan Yusril itu dinilai sangat tendensius dan berpotensi mengadu domba umat.

Yusril, sebagaimana dikutip detikcom Kamis (8/11/2018) mengaku ragu akan citra yang selama ini dikembangkan seolah pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno banyak berjasa untuk kepentingan Islam.

“Jadi kalau Pak Prabowo dianggap sangat Islam, saya sendiri kurang percaya dengan hal itu. Apa iya? Sebab, nggak ada track record-nya,” kata Yusril, yang baru ditunjuk sebagai kuasa hukum pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin kepada detikcom.

Begitu juga dengan Sandiaga Uno, Yusril bahkan mempertanyakan kapan Sandi menjadi anggota PII (Pelajar Islam Indonesia) atau HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).

Baca juga:  Jika Koalisi 02 Terima PDIP, Musisi Kristen Ini tak Dukung Prabowo

Salah seorang yang menyesalkan penyataan Yusril itu adalah Lieus Sungkharisma, koordinator Forum Rakyat dan tokoh Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak).

Menurut Lieus, apa indikasi yang digunakan pak Yusril hingga menjudge kedua tokoh itu bukan pejuang atau pembela Islam? “Jika ukurannya ikut demo atau turun ke jalan, maka ada banyak orang yang melakukan hal itu tanpa merasa perlu membangga-banggakan keterlibatannya,” ujar Lieus.

Saya sendiri, ujar Lieus, beberapa kali ikut terlibat dalam aksi bela Islam baik dalam kasus Ahok, Buni Yani, Kampung Aquarium, Luar Batang dan lain-lain.

“Tapi apakah saya lalu teriak-teriak minta pengakuan bahwa saya adalah pejuang dan pembela Islam? Tidak toh? Saya tidak merasa perlu pengakuan itu. Sebab yang saya perjuangkan adalah tegaknya keadilan untuk semua orang,” katanya.

Lagi pula, tambah Lieus, berjuang membela Islam kan tidak selalu identik dengan fisik. “Ada banyak bentuk perjuangan membela agama selain dari perjuangan fisik. Membantu pembangunan pesantren/sekolah, membantu fakir miskin, membangun masjid, saya kira adalah wujud perjuangan bela agama juga,” katanya.

Baca juga:  Menag bukan dari NU, De-NU-nisasi di Kemenag Periode 2 Jokowi

Oleh karena itu Lieus meminta agar Yusril Ihza Mahendra lebih bijaksana dalam menyatakan pendapatnya.

“Janganlah karena kita kecewa dan tidak suka pada seseorang atau satu golongan, lalu mengkritisi dengan membabi buta,” ujar Lieus.

Ditambahkan Lieus, dirinya sama sekali tidak keberatan Yusril menjadi pengacara Capres Jokowi dan Makruf Amin.

“Itu adalah hak konstitusional pak Yusril. Silahkan saja. Di alam demokrasi setiap orang berhak menentukan piilihannya. Tapi kalau orang sekaliber pak Yusril mengeluarkan pernyataan yang berpotensi memecah belah bangsa, itulah yang kita sesalkan,” tegas Lieus.