Lieus Sungkharisma, Politisi PDIP, Charles Honoris tak Tau Sejarah

Lieus Sungkharisma (IST)

Permintaan politisi PDIP, Charles Honoris agar pemerintah RI mengkaji ulang hubungan RI-Arab Saudi mendapat reaksi keras dari tokoh masyarakat Tionghoa dan pelaksana harian Rumah Aspirasi, Lieus Sungkharisma.

“Permintaan itu bukan saja sangat emosional, tapi juga menunjukkan Charles tak ngerti sejarah,” kata Lieus.

Seperti diketahui, akhir Oktober lalu
PolItisi PDIP Charles Honoris meminta pemerintah Indonesia mengkaji ulang hubungan dengan Arab Saudi, terlebih menyangkut pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

“Pemerintah harus mengkaji ulang hubungan kerjasama dengan Arab Saudi, khususnya terkait pengiriman buruh migran Indonesia melalui MoU,” kata Anggota Charles yg juga anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP.

Charles bahkan meminta perjanjian TKI dengan Arab Saudi dibatalkan. Iapun mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan moratorium yang sudah pernah diterapkan pada tahun 2015 lalu.

“Saya mendorong agar moratorium terhadap 21 negara yang pernah diterapkan pada pemerintahan Jokowi di tahun 2015 yang lalu agar diterapkan kembali, sehingga tidak ada lagi pengiriman buruh migran Indonesia ke negara negara yang perlindungan terhadap hak asasi manusianya masih lemah,” katanya.

Atas pernyataan Charles itu, khususnya terkait Arab Saudi, Lieus menyebut permintaan itu sangat emosional dan menunjukkan yang bersangkutan tak paham sejarah.

“Indonesia itu punya hubungan historis yang sangat panjang dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Jangan karena satu dua kasus lalu kita dengan emosional menyikapinya,” ujar Lieus.

Menurut Lieus, selama ini hubungan Indonesia dan Arab Saudi bukan sekedar hubungan kenegaraan, tapi juga terkait dengan agama. “Itulah yang harus dipahami Charles,” kata Lieus.

Lebih lanjut Lieus menyebut, apa yang terjadi dengan TKI di Arab Saudi lebih sebagai akibat gagalnya pemerintah melindungi warga negaranya.

“Banyaknya kasus yang menimpa para para pahlawan devisa itu lebih dikarenakan negara abai dan tidak hadir,” kata Lieus lagi.

Ditambahkan Lieus, kalau mau jujur kasus yang menimpa TKI sesungguhnya bukan hanya terjadi di Arab, tapi juga di negara penempatan lainnya.

“Saat ini saya sedang mengurus Shinta, TKW asal Banyumas yang sudah 4 tahun lumpuh di Taiwan sedang pemerintah tak juga menolong dan membawanya pulang,” kata Lieus.