Program RTLH-Lantamal V di Lamongan belum Merata

Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Pemprov Jatim bekerja sama dengan Lantamal V sebanyak 903 rumah warga miskin yang sudah di bedah, se Jawa timur di antaranya kabupaten Bangkalan, Sampang, Jember, Probolinggo, Banyuwangi, Situbondo, Lamongan, Malang, Blitar, Pacitan, Tulungagung, dan Trenggalek resmi di tutup hari ini Selasa (06/11).

Namun, khususnya di wilayah kabupaten Lamongan program RTLH tersebut di nilai masih belum merata, faktanya masih banyak rumah warga miskin yang berdinding bambu dan berlantai tanah belum tersentuh renovasi sama sekali.

Salah satunya adalah rumah Darno (51) warga dusun Mojosari desa Lopang kecamatan Kembangbahu kabupaten Lamongan, yang di awal tahun 2018 kemarin, sudah dikunjungi oleh Forkopimcam kembangbahu dan petugas dari Dinas Sosial kabupaten Lamongan, yang rencananya tahun ini akan dilakukan bedah rumah.

Darno mengungkapkan, pembangunan dan renovasi rumahnya tak kunjung direalisasi hingga sekarang, padahal pihaknya sudah di mintai KTP dan Kartu Keluarga serta surat pengantar dari desa untuk di ajukan ke dinas terkait.

“Mau sampai kapan saya di PHP seperti ini, katanya di bulan April sudah ada renovasi rumah saya, dari Dinas Sosial Lamongan, koq tidak muncul-muncul sampai saat ini,” kesalnya.

Ia mengatakan, kalau tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk segera renovasi rumahnya, agar di sampaikan melalui perangkat desa atau datang langsung ke rumahnya, pihaknya juga menjelaskan supaya mereka tahu kondisi rumahnya seperti apa.

“Saya tiap hari selalu di tanya oleh tetangga sebelah, kapan rumahnya akan di bedah, koq belum ada kabarnya,” tuturnya.

Sementara itu, kepala bidang (Kabid) RTLH Dinas Sosial kabupaten Lamongan Subandiyah beberapa waktu yang lalu di ruangan kerjanya menyatakan, pihaknya akan secepatnya mendata rumah-rumah warga miskin yang masih berlantai tanah dan berdinding bambu.

“Prioritasnya adalah rumah warga miskin yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, janda atau jompo dengan syarat rumah tersebut masih berdinding bambu, berlantai tanah, beratap rumbia, serta tidak memiliki standar ventilasi udara, kemudian tanah tersebut juga sedang tidak dalam sengketa,” ucapnya.

Perlu diketahui, Darno warga dusun Mojosari desa Lopang kecamatan Kembangbahu kabupaten Lamongan adalah hidup sebatang kara, dengan pekerjaan tidak tetap sebagai buruh tani, dan juga mengalami sakit, di benjolan kakinya. (Rinto)