Aktivis Malari 74: Impor Jagung Menyakiti Petani

Salim Hutadjulu (IST)

Kebijakan pemerintah dengan mengimpor jagung telah menyakiti petani. Saat ini produksi jagung Indonesia melimpah dan beberapa kali ekspor ke beberapa negara.

Demikian dikatakan aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada suaranasional, Ahad (4/11). “Impor jagung justru menjatuhkan harga jagung lokal,” jelasnya.

Salim menduga impor jagung ini terkait pendanaan politik menjelang Pemilu 2019. “Ada kecurigaan keuntungan dari impor ini untuk membiayai kegiatan politik,” kata Salim.

Mantan tahanan politik era Presiden Soeharto ini mengatakan, cadangan jagung secara nasional sudah sangat mencukupi. “Baik untuk pangan peternak maupun kebutuhan lain sudah cukup tidak perlu impor,” paparnya.

Baca juga:  Soal Makan Siang Gratis, Fahri Hamzah: Anies dan Ganjar tak Bisa Membantah

Ia mendesak Presiden Jokowi untuk menghentikan impor jagung. “Impor jagung membuat citra Presiden Jokowi buruk di mata publik dan petani,” pungkasnya.

Rapat koordinasi pangan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (2/11/2018) memutuskan impor jagung hingga 100.000 ton. Jagung impor itu untuk pakan ternak yang dibutuhkan peternak kecil dan menengah.

Cuma anehnya, menurut data Kementerian Pertanian produksi jagung nasional surplus alias kelebihan pasokan. Bahkan, Indonesia telah mengekspor jagung ke Filipina dan Malaysia.

Baca juga:  KH Said Aqil Siradj Tegaskan Mahfud MD Bohong