Dosen Unisla Belajar Perikanan di Australia

Dosen Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan (Unisla) melakukan kunjungan kerja ke kota Hobart Australia. Mereka ingin belajar perikanan dari negeri Kangguru.

Unisla mengirimkan enam orang ke Australia Kepala Program Studi Perikanan, Dosen Perikanan, Kepala Laboratorium Perikanan, Koordinator Riset Litbang, Kepala Humas dan Kerjasama dan Koordinator Teknologi dan Informasi.

Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unisla Faisol Masud mengatakan, Hobart seperti Lamongan yang mengandalkan sektor perikanan sebagai sektor utama pemasukan daerah.

“Hobart merupakan kota yang di kelilingi pantai dan laut, sehingga pengembangan sektor perikanannya maju,” kata Faisol, Rabu, (31/10/2018).

Ia menyebut, dalam perjalanannya di Ibu kota negara bagian Tasmania, bersama Fuquh Rahmat Shaleh, Rahmad Suhartoyo, Iwan Akhmadi, Abid Muhtarom, Arief Budi Santoso, Hobart memiliki beberapa komoditi utama seperti di Lamongan dalam mengembangkan perikanan.

Baca juga:  Tahap Pertama Misi Kemanusiaan Tim Relawan ANNAS Samarinda Berakhir

“Di Tasmania budidaya Salmon serta budidaya Lobster sedangkan di Lamongan budidaya Udang Vaname, Bandeng dan Lele,” ucapnya.

Faisol mengatakan, selama kunjungannya ke Hobart, rombongan Fakultas Perikanan Unisla mengikuti seminar di Institut of Marine and Antartic Studies (IMAS), Tour di CSIRO Marine Laboratories di Salamanca dan Tour di Fisheries and Aquaculture Center IMAS di Taroona.

“Di seminar, dipaparkan beberapa metode baru mengenai identifikasi dasar laut serta jenis ikan melalui sonar,” kata Faisol yang menyebut IMAS merupakan Institut dari Universitas of Tasmania di Hobart yang memiliki peringkat ketujuh terbaik di dunia dalam bidang perikanan.

Baca juga:  Kecelakaan Tunggal di Lamongan Tewaskan Pengendara Motor

Saat ke Fisheries and Aquaculture Center IMAS di Taroona, rombongan Fakultas Perikanan Unisla, melihat langsung fasilitas penelitian budidaya ikan Salmon dan Lobster yang merupakan komoditas perikanan utama di Australia.

“Budidaya Salmon yang dikembangkan melalui budidaya bak tertutup dengan metode resirkluasi air dari ukuran benih 150 gram hingga ukuran panen 4 kilogram per ekornya,” ujarnya. (Rinto)