Antisipasi Banjir, Unisla Ciptakan Kandang Apung

Guna antisipasi bencana banjir tahunan yang melanda di beberapa wilayah di Lamongan, kini Universitas Islam Lamongan (Unisla) menerapkan kandang apung sebagai alternatif dengan mengadopsi Konsep rumah apung dari Belanda.

“Kandang ini mengadopsi rumah anti banjir yang ada di Belanda,” kata Wahyuni, Dosen Unisla, Minggu, (28/10/2018).

Rumah mengapung menjadi masuk akal bagi perencanaan dan pembangun, demikian pula kandang mengapung, menjadi jawaban menghadapi bencana banjir yang selalu datang dan berlangsung cukup lama di wilayah Bengawan Jero.

Tak lantas sepenuhnya mengadopsi rumah apung di Belanda, kandang apung di Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Yuni pun memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan yang ada, dengan ukuran 4×4.

“Memodifikasi alasnya dari bambu secara portable, ketika ada banjir alas akan naik mengikuti ketinggian air,” ujarnya.

Kenapa yang di pilih Yuni bambu?
Ia menjelaskan karena bambu murah, dan mudah di dapat, awet dan bervolume. “Sehingga bisa mengangkat beban dan mengapung. Penerapan ini di dasari karena peternak merugi saat banjir datang yang berlangsung tiga sampai empat bulan setiap tahun,” ucapnya.

Yuni mengatakan, kandang apung ini, bisa menekan kerugian peternak disebabkan karena susahnya mencari pakan saat banjir dan jarak antara kambing dan air sangat dekat, sehingga kambing mudah sakit.

“Kami tak sekedar membuat kandang saja, kami memberi pelatihan membuat pakan silase atau pakan awetan yang bisa diberikan saat banjir datang serta penyuluhan kesehatan ternak,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Edy Susanto, Dekan Fakultas Peternakan Unisla, menyebut, H. Nasyirul Falah Amru, Anggota DPR-RI Komisi VII, memfasilitasi terwujudnya kandang apung.

“Kita bersyukur punya wakil rakyat yang masih memperhatikan masyarakat Lamongan,” kata Edy.

Ia berharap, deseminasi produk teknologi berupa kandang apung atau kandang anti banjir ini, bisa bermanfaat dan dimaksimalkan oleh kelompok peternak.

Edy menambahkan, Unisla akan membuat lima titik kandang apung anti banjir di Lamongan. “Kita akan kaji terus jika ada yang kurang, karena ini masih tahap, apalagi saat banjir datang semoga bisa menjadi alternatif bagi peternah pada musim hujan nanti,” pungkasnya. (Rinto)