Pihak Istana melalui Paspampres terlihat ketakutan dengan simbol dua jari dengan tindakan Paspampres yang membetulkan pose dua jari dengan satu mahasiswa mahasiswa yang berada di dekat Jokowi.
“Paspampres sampai membetulkan pose dua jari menjadi jempol atau satu jari membuktikan Istana ketakutan dengan simbol tersebut. Padahal simbol itu sifatnya umum,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Selasa (9/10).
Menurut Muslim, tindakan Paspampres itu hanya melaksanakan perintah dari atasan bahwa orang-orang yang berada di dekat Jokowi tidak boleh pose dengan dua jari.
“Larangan ini sangat naif dan terlihat begitu takutnya penguasa sekarang akan kekalahan di Pilpres 2019,” jelas Muslim.
Muslim mengatakan, larangan menggunakan pose dua jari di dekat Jokowi justru makin membuat semangat masyarakat berpose seperti itu dengan mantan Wali Kota Solo tersebut.
Selain itu, ia mengatakan, harusnya pihak Paspampres tidak melarang pose dua jari di dekat Jokowi.
“Lihat saja setelah ada larangan, Istana, Paspampres dibully rakyatnya sendiri,” pungkas Muslim.