Pagar Alam Minangkabau Tolak Ansor & Banser di Sumbar

Tokoh Minangkabau menolak kegiatan Ansor dan Banser di Sumatera Barat (Sumbar) karena dinilai bisa meresahkan warga setempat terlebih lagi ormas sayap kepemudaan NU dianggap mempersekusi Ustadz Abdul Somad.

“Cukup kami katakan bahwa Acara tuan Kirab satu Negeri tak kami butuhkan. Dan oleh karena kami kuatir acara tuan itu akan membuat suasana aman dan kondusif ini jadi rusak maka dengan berat hati, maaf, tuan Banser dan pemuda Ansor acara kalian itu kami tolak,” kata Ketua Pagar Alam Minangkabau Ibnu Aqil D. Ghani dalam pernyataan kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Kata Ibnu Aqil, Ansor dan Banser tidak perlu datang ke tanah Minangkabau untuk mengajari tentang Pancasila dan cinta NKRI.

Baca juga:  PPJNA 98: Prabowo Subianto, Presiden yang Mensejahterakan Rakyat Indonesia

“Kalau kedatangan tuan dari Banser dan Ansor untuk mengajarkan kami bagaimana berpancasila, rasanya tak pantas,” kata Ibnu Aqil.

Kata Ibnu Aqil, orang tua kami adalah perumus dan konseptor serta pengamal Pancasila yang baik. Lihatlah M Yamin, beliau sangat aktif merumuskan dasar negara, sampai dalam satu hari di sidang PPKI beliau mengajukan 2 kali konsep dasar negara.

“Perhatikanlah semua rumusan yang ada, maka rumusan mamak kami M. Yamin yang paling dekat dengan rumusan yang ada sekarang,” papar Ibu Aqil.

Menurut Ibnu Aqil, jika Pancasila itu mesti dilihat dalam pengamalan, maka bagi kakek dan nenek kami dulu, rasanya Pancasila itu sudah membudaya sebelum Pancasila itu dirumuskan. Karena itu boleh dikatakan bahwa kami telah berpancasila sebelum pancasila itu lahir.

Baca juga:  Sebagai Sahabat, Habib Novel Alaydrus Solo Dukung Dakwah Ustadz Abdul Somad

Ibnu Aqil meminta Ansor dan Banser tidak berbicara masalah Pancasila dan cinta negeri di bumi Minangkabau karena perlu waktu untuk menilainya.

“Melihat kelakuan dan fiil perangai tuan-tuan yang sangar dan kasar terlihat saat mempersekusi para ulama yang kami cintai termasuk Ustaz Abdul Somad, maka kami berkeyakinan tuan tak pantas jadi guru kami. Sebab, bagi kami guru bukan hanya didengar tapi juga digugu dan ditiru,” jelasnya.