Pemuda Aswaja: Polisi Bantah Ada Intimidasi & Penangkapan Panitia Pengajian, UAS Sebarkan Hoax

Ustadz Abdul Somad (UAS) telah menyebarkan hoax adanya intimidasi maupun penangkapan paniti pengajian padahal pihak aparat kepolisian telah membantahnya.

Demikian dikatakan Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Rabu (12/9). “Seorang ustadz harusnya tidak menyebarkan berita bohong,” ungkapnya.

Kata Nur Khalim, Ustadz Abdul Somad harus menjaga lisan agar tidak memunculkan masalah antara aparat kepolisian dan umat Islam. “Dengan pernyataan adanya intimidasi secara tidak langsung menuduh aparat kepolisian tidak bekerja untuk menjaga pengajian,” jelasnya.

Nur Khalim mengatakan, pihak panitia lokal seperti di Malang juga membantah adanya intimidasi pihak tertentu terhadap pengajian Ustadz Abdul Somad.

Baca juga:  Komandan Yahudi Berikan Materi Diklat Banser

“Ustadz Abdul Somad jangan melakukan playing victim seolah-olah terzalimi agar mendapat simpati dari masyarakat,” kata Nur Khalim.

Sebelumnya aparat kepolisian membantah adanya penangkapan terhadap panitia pengajian Ustadz Abdul Somad.

“Tidak ada penangkapan terhadap panitia pengajian Ustaz Abdul Somad tersebut,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Senin (10/9) dikutip dari detik.

Kapolres Grobogan AKBP Choiron El Atiq mengatakan apa yang disampaikan UAS soal penangkapan panitia pengajian di Gubug, Grobogan, tidak benar. Polisi menduga UAS menerima berita yang salah.

“Mungkin UAS terima beritanya salah itu,” kata Choiron dikutip dari detik.

Baca juga:  Pemuda Muhammadiyah Mengutuk Keras Serangan Air Keras ke Novel Baswedan

Choiron menceritakan pengajian diadakan di Kecamatan Gubug, Grobogan, Juli 2018. Polisi saat itu memediasi antarpihak yang pro dan kontra adanya pengajian yang mengundang UAS. Choiron menegaskan bukan menangkap atau menculik panitia, namun memediasi.

“Kita itu malah memediasi. Bukan menculik. Kita enggak berani (menculik). Bukan penculikan. Sebelumnya kita sudah tahu ada yang, apa namanya, tidak terima. Tidak setuju. Makannya kita mediasi,” kata Choiron.