Alumni Afghanistan: Kelompok Teroris Memanfaatkan Gerakan Ganti Presiden

Kelompok teroris memanfaatkan gerakan antirezim yang biasa disebut gantipresiden. Keduanya menemukan momentum tetapi punya agenda berbeda.

Demikian dikatakan Ketua Forum Komunikasi Alumni Afghanistan Indonesia, Ahmad Sajuli, Sabtu malam (8/9).

Menurut Ahmad Sajuli, komunitas anti rezim saat ini memang menemukan komunitasnya, walau masing-masing punya agenda. Tetapi “jihadis” akan terus memasang mata dan kuping menunggu saat yang ditunggu-tunggu itu yaitu konflik. Orientasi umum gerakan “jihad” saat ini adalah tamkin, yaitu tegaknya Syariat Islam versi mereka menjadi konstitusi utama.

Baca juga:  Ketum PRIMA Khawatir Luhut Ambil Alih Pelaksanaan Pemilu 2024

Ahmad Sajuli juga mengingatkan bahwa generasi Al-Qaeda hari ini memiliki keunggulan dan wajib diwaspadai karena bisa masuk ke dalam gerakan Pilpres tersebut. Yaitu gerakannya sangat efektif dan mampu membaur bersama ribuan orang dalam sekali waktu, bergerak dengan memanfaatkan perasaan umat Islam, cerdas dalam berorganisasi dan rapi, anggotanya juga disiplin

Al Qaeda hari ini, sambungnya, adalah organisasi yang adaptif, yang telah memanfaatkan kekacauan dan gejolak perubahan revolusioner untuk menciptakan basis operasional dan rumah baru. Mereka menjadi lebih susah diprediksi, lebih otonom dan oportunis, serta lebih kuat, karena Al-Qaeda bisa mendapatkan senjata baru, rekrutan baru, sumber dana baru, serta safe haven baru.

Baca juga:  Gagal Perpanjang Jabatan Presiden, Kajian Merah Putih: Pemerintah China akan Buat Perhitungan ke Luhut

“Adapun ISIS, dia juga diuntungkan dengan chaos di sebuah negara, walau tidak secerdas Al-Qaeda, keduanya merupakan ancaman. Apalagi ancaman menjelang pemilihan umum 2019 yang sekarang gesekannya sudah terasa antara dua kubu,” pungkasnya.