Tegas dan Antikorupsi, Penyebab Mahfud MD Terpental Cawapres Jokowi

Mahfud MD terpental dari calon presiden pada detik-detik terakhir karena beberapa partai koalisi khususnya Golkar, PKB, dan PDIP tidak suka dengan sikap tegas mantan Ketua MK ini dalam pemberantasan korupsi.

“Pada menit terakhir, Golkar, PKB dan PDIP tidak setuju Mahfud MD. Mereka menganggap Mahfud ini tidak bisa diajak kompromi dan tegas dalam pemberantasan korupsi,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Jumat (10/8).

Menurut Muslim, elit Golkar, PDIP maupun PKB biasanya suka main korupsi maupun makelar proyek. “Dengan berbekal kekuasaan, mereka main anggaran dan menitipkan kader. Ini yang tidak disukai Mahfud. Dan keberadaan Mahfud halangan dari mereka,” paparnya.

Kata Muslim, pemberantasan korupsi makin suram dengan kekuasaan Jokowi dua periode. “Publik juga diingatkan kasus suap adik ipar Jokowi yang belum selesai,” papar Muslim.

Muslim mengatakan, kegagalan Mahfud menjadi cawapres menjadi kegembiraan bagi koruptor. “Koruptor dan pemain proyek sangat senang Mahfud tidak menjadi cawapres Jokowi,” pungkasnya.

Batalnya Mahfud MD jadi cawapres pendamping Jokowi bisa dibilang sangat dramatis. Mahfud Md sendiri mengaku diminta secara resmi jadi cawapres pendamping Jokowi.

“Ya mungkin sudah panggilan sejarah ya, saya diminta untuk mendampingi Jokowi sebagai capres dan saya cawapresnya,” kata Mahfud tak lama sebelum Jokowi dan pimpinan 9 parpol koalisi menyepakati Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya, Kamis (9/8) dikutip dari detik.

Mahfud mengaku diminta secara resmi jadi cawapres Jokowi tadi pagi. Bahkan sejak tadi malam sudah diminta stand by. Bukan cuma mengirim CV, tadi pagi Mahfud juga sudah diminta mengukur kemeja putih.

“Kalau resminya sih tadi pagi, dimintai curriculum vitae, tadi malam diminta untuk standby tapi belum diberi tahu, tadi pagi saya diminta curriculum vitae dan diminta mengukur kemeja putih itu favoritnya Pak Jokowi,” kata Mahfud.