Shalawat Ganti Presiden 2019, Pemuda Aswaja: Politisasi Agama dan Lecehkan Rasulullah

Ada politisasi agama Islam dan melecehkan Rasulullah keberadaan shalawat Nabi yang isinya menginginkan ganti presiden.

“Shalawat Nabi yang isinya ada ganti presiden itu pelecehan terhadap Rasulullah dan politisasi agama,” kata Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Kamis (2/8).

Menurut Nur Khalim, MUI harus menegur penggagas shalawat yang isinya menginginkan ganti Presiden. “Mana suara FPI yang biasanya keras adanya pelecehan terhadap Rasulullah,” ungkap Nur Khalim.

Kata Nur Khalim, shalawat Nabi harusnya berisi pujian terhadap Rasulullah dan tidak bisa dicampur adukan dengan kepentingan politik. “Kubu Oposisi menggunakan berbagai cara untuk memenangkan Pilpres 2019,” jelas Khalim.

Shalawat yang isinya ganti Presiden 2019 diposting di Youtube JA Multimedia. saat tulisan ini ditulis sudah dilihat 3.282.

JA Multimedia menuliskan, “Assalamu’alaikum wr wb mohon perhatian semua nya kami harap untuk tidak ada yang berkomentar negatif kpd majelis sholawat ini mungkin ini hanya ingin menyampaikan suara rakyat tidak bermaksud untuk menjatuhkan sebelah pihak”

Adapun isi Shalawat-nya mengikuti lagu ‘Kereto Jowo’ yang biasa dilantunkan di musholla-musholla. Berikut lengkapnya:

Ibu-ibu pakai konde,

Ada ikan di dalam sarden,

Jangan mimpi dua periode,

2019 ganti presiden.

Ayo melu ulama biyen (Mari ikut ulama salaf)

Ning negoro ning Islam open (Perhatian terhadap negara dan Islam)

Tahun ngarep ganti presiden (Tahun depan ganti presiden)

Sing lawas yo ben leren (Yang lama biar berhenti)