Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar) disusupi kelompok radikal dan wahabi dengan menolak Islam Nusantara.
Demikian dikatakan Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Jumat (27/7). “Harusnya MUI Sumbar tabayyun lebih dulu kepada Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin Islam Nusantara,” ungkap Nur Khalim.
Kata Nur Khalim, KH Ma’ruf Amin selaku Ketua Umum MUI tidak mempermasalahkan Islam Nusantara karena didasarkan wali songo dalam berdakwah. “Islam Nusantara bukan agama baru,” papar Nur Khalim.
Nur Khalim mengatakan, kelompok radikal dan wahabi sengaja menyusup di MUI Sumbar dengan tujuan mengopinikan negatif NU. “Tujuan utama untuk menyerang NU bukan Islam Nusantara,” jelasnya.
Sebelumnya, MUI Sumbar dan MUI kabupaten dan kota se-Sumbar menyatakan Islam Nusantara tidak dibutuhkan di Ranah Minang.
“Kami, MUI Sumbar dan MUI kabupaten-kota se-Sumbar menyatakan tanpa ada keraguan bahwa Islam Nusantara dalam konsep, pengertian, defenisi apapun tidak dibutuhkan di Ranah Minang (Sumatera Barat),” kata Buya Gusrizal Gazahar, Ketua MUI Sumbar, Senin (23/7/2018) di Padang dikutip Sumbarsatu.
Menurut Buya Gusrizal, nama Islam telah sempurna dan tidak perlu ditambah lagi dengan embel-embel apapun.
Menurut Buya Gusrizal, istilah “Islam Nusantara” melahirkan berbagai permasalahan yang akan mengundang perdebatan yang tidak bermanfaat dan melalaikan umat Islam dari berbagai persoalan penting yang sedang dihadapi. Bahkan istilah “Islam Nusantara” bisa membawa kerancuan dan kebingungan di tengah umat dalam memahami Islam.
“Susunan bahasa Indonesia yang menganut konsep Diterangkan Menerangkan (DM), menunjukkan pembatasan Islam dalam wilayah yang disebut “Nusantara”,” jelas Buya Gusrizal.