Ulama dan intelektual beramai-ramai mengemis menjadi calon waki presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi).
“saya sungguh tak mengerti kenapa ada tokoh ulama dan intelektual muslim beramai-ramai mengemis cawapres Jokowi,” kata aktivis Muhammadiyah Padri Kasman di akun Twitter-nya @PedriKasman.
Kata Pedri, moral bangsa indonesia sangat begitu rapuh dengan adanya ulama dan intelektual yang mengemis menjadi cawapres Jokowi. “sudah begitu rapuhkah moral kepemimpinan bangsa ini?” jelas Pedri.
sejumlah nama telah banyak muncul, menyatakan siap untuk mendampingi Jokow di antaranya Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Romahurmuziy, Mahfud MD, Sri Mulyani, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan mengatakan fenomena lebih ramainya bursa cawapres ketimbang capres terjadi, salah satu alasannya karena hasil survei dari sejumlah lembaga yang hanya memunculkan nama Jokowi dengan tingkat elektabilitas tinggi.
Sementara untuk kandidat lain, elektabilitasnya masih jauh dibawah keduanya.
Selain itu, menurut Firman aturan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) yang mencapai 20 persen kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional juga menjadi alasan lainnya.
Pasalnya sampai saat ini setidaknya sejumlah partai telah memberikan dukungannya kepada Jokowi, yakni PDIP, Golkar, Hanura, PPP, Nasdem, PSI, dan Perindo.