Media Asing Bongkar Pendukung Ahok Memproduksi & Menyebarkan Berita Hoax di Medsos

Media asing The Guardian membongkar keterlibatan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam memproduksi dan menyebarkan berita hoax melalui media sosial (medsos).

Hasil investigasi The Guardian berjudul “I felt disgusted’: inside Indonesia’s fake Twitter account factories”.

Dalam laporan The Guardian menyebut seseorang mengaku bernama Alex bertugas membendung gelombang anti-Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 di media sosial. Ia pun tak sungkan blak-blakan bercerita tentang pekerjaannya ini.

“Saya diminta membuat masing-masing akun Facebook dan Twitter, serta satu akun Instagram palsu. Ini bukan untuk senang-senang, ini ‘perang’ untuk menyerang lawan-lawan politik,” Senin (23/7).

Alex juga mengungkapkan pekerjaan yang dilakoninya selama ini. “Kadang-kadang, saya merasa jijik dengan diri saya sendiri,” tutur dia.

Benar saja, Alex menjadi bagian dari sekitar 20 orang buzzer atau pasukan rahasia dunia maya yang bertugas menyebar pesan melalui akun media sosial palsu untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta Petahana, Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, untuk dipilih kembali.

Alex mengaku dibayar sekitar US$280 (sekitar Rp4 juta) per bulan, dan diduga bekerja di sebuah rumah mewah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Mereka masing-masing diberitahu untuk mengirim 60 hingga 120 berita sehari di akun Twitter palsu mereka, dan beberapa kali setiap hari di Facebook.

“Mereka mengatakan kepada saya dan yang lainnya untuk merahasiakan pekerjaan ini. Mereka juga bilang kalau ini ‘waktunya berperang’, dan kami harus menjaga medan perang,” tegas Alex.

Saat itu, Alex harus perang kata-kata di media sosial melawan buzzer milik Agus Harimurti Yudhoyono serta Anies Rasyid Baswedan.

Ia juga mengakui kalau perang tersebut menjurus ke arah SARA. Puncaknya, ketika terjadi demonstrasi besar-besaran massa yang mengatasnamakan Islam yang menyerukan Ahok untuk dipenjara karena dinilai menistakan Islam untuk kepentingan politik.

Gencarnya pemberitaan secara masif agar Ahok dipenjara digerakkan oleh kelompok bernama Muslim Cyber Army (MCA). Kelompok ini memiliki ratusan anomim dan akun palsu. Tujuannya mengubah pemilih Muslim terhadap Ahok.