MRI: Jokowi Ingin Jadikan Indonesia Garda China Raya

Presiden Jokowi dan Presiden China Xi Jinping (IST)

Ekspansi China di Indonesia menyebabkan ekonomi rontok di mana nilai tukar rupiah terhadap dollar AS makin turun.

Demikian dikatakan Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI) Yudi Syamhudi Suyuti kepada suaranasional, Jumat (29/6). “Akibat dari ekspansi ekonomi Cina untuk menguasai Indonesia yang menggunakan Jokowi sebagai buffernya,” ungkapnya.

Kata Yudi, Indonesia adalah Negara yang berdaulat dan mampu menentukan nasibnya sendiri termasuk dalam hal ekonomi. Akan tetapi Jokowi justru membuat Indonesia menjadi bagian kekuatan China.

Baca juga:  Aturan Jerat Hukum Penghina Presiden & Pejabatnya saat Corona tak Berlaku untuk Anies Baswedan

“Jokowi seperti ingin berperan dalam perang dagang antara China dan Amerika Serikat dengan menempatkan posisinya sebagai garda China Raya,” jelasnya.

Menurut Yudi, kebijakan investasi, pembangunan, tenaga kerja dan keuangan Jokowi sangat erat dengan kebijakan one state, one policy OBOR China. “Ini sangat berbahaya dan membuat perekonomian dan keuangan Indonesia mudah dipukul oleh dollar AS,” jelasnya.

Menyikapi situasi politik ekonomi Indonesia yang terombang-ambing ini, kata Yudi diperlukan konsolidasi politik Rakyat yang massif untuk mengganti Jokowi sebagai Presiden di 2019 nanti.

“Politik rakyat adalah bagaimana kelompok-kelompok politik mampu mentransfer kekuasaan ke tangan rakyat sehingga menjadi kekuatan yang berdaulat,” jelasnya.

Baca juga:  Pemuda Aswaja: Pengajian di Garut Sesuai Sabda Rasululloh seperti Buih di Lautan

Dkekuatan berdaulat ini, kata Yudi, rakyat akan mampu menentukan sikap politik, ekonomi dan sosial dalam memperbaiki tatanan negara. “Pintu masuk perubahan yang bisa dilakukan adalah melalui #2019GantiPresiden.