PDIP Nilai Mubaligh Arab atau Kearab-araban tak Sesuai NKRI

Mubaligh arab atau kearab-araban dalam dakwahnya tidak sesuai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena biasanya melakukan pemaksaaan.

“Mubaligh Arab atau yang kearab-araban adalah sering memaksakan Islam maksimal, karena Islamnya mereka mugkin memang sudah maksimal,” kata politikus PDIP Prof Hamka Haq di akun Facebook-nya.

Hamka mencontohkan, mubalig kearaban menghadapi orang Muslim baru mualaf di Papua minta saat itu pula tidak boleh minum bir dan tidak boleh makan babi, tanpa proses.

Baca juga:  Staf Khusus Milenial Presiden Nikah Beda Agama, ICMI Muda Pusat: Lecehkan Hukum Islam dan Negara

“Sementara mubaligh nusantara, yang penting bersyahadat dulu. Nanti mereka sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan lama. Mereka tinggalkan bir setelah diberi mnuman lain. Mereka tinggalkan ternak babi setelah dibimbing beternak kambing,” ungkapnya.

Kata Hamka, Islam di Indonesia dalam dakwahnya melalui proses dan tidak sama dengan di arab yang sudah terima Islam 1500 tahun lalu. “Kita terima Islam baru sekitar 700 tahun adan masih banyak warga kita yang sampai sekarang belum kenal agama,” pungkas Hamka.

Baca juga:  Pendukung PDIP & Jokowi Dukung Minum Air Bekas Cucian Kaki Megawati