Bagi-bagi Sembako, Politikus Demokrat: Jokowi tak Jujur Berkompetisi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak jujur dalam kompetisi Pilpres 2019 dengan cara bagi-bagi sembako dengan mengatasnamakan istana.

“Jokowi sebaiknya menggunakan cara jujur dalam berkompetisi,” kata politikus Partai Demokrat Abdullah Rasyid kepada wartawan, Senin (4/6).

Kata Rasyid, Jokowi harusnya fokus saja menepati janji-janji di masa lalu. “Jika merasa gagal dan tidak bakal dipilih lagi sebaiknya mundur. Tak perlu menyuap rakyat dengan sembako,” ujarnya.

Menurut Rasyid, pembagian sembako yang dilakukan Jokowi mencederai semangat demokrasi sekaligus sangat memalukan karena dilakukan oleh pemimpin yang mengkampanyekan revolusi mental.

“Jokowi yang juga pemimpin revolusi mental, harusnya malu karena pembagian sembako menunjukkan kegagalannya dalam mengatasi kemiskinan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pembagian sembako oleh Jokowi mengingatkan apa yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada putaran kedua pilkada DKI Jakarta.

“Saat itu Ahok juga membagikan sembako agar dipilih dalam pilkada DKI Jakarta, faktanya Ahok malah kalah,” kata Rasyid.

Satu truk mobil pengangkut sembako tiba di lokasi pada Sabtu (2/6) sore. Sembako disalurkan langsung ke 300 warga yang telah dikumpulkan petugas kelurahan. Jokowi membagikan langsung paket sembako berisi satu botol minyak makan, 1 kg gula, 5 kg beras dan satu kotak teh celup.