Jokowi Kuras Uang Negara untuk Pencitraan demi Mempertahankan Kekuasaan

Joko Widodo (Jokowi) (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menguras uang negara dengan menambah staf khusus untuk mempertahankan kekuasaan dua periode.

“Saya lihat penambahan staf khusus, ada lembaga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang kerjanya tidak jelas. Ini pemborosan uang negara yang tujuannya untuk mempertahankan kekuasaan Jokowi 2 periode,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Senin (28/5).

Kata Muslim, Jokowi terlihat tidak percaya diri dalam menghadapi Pilpres 2019 dengan menambah staf khusus dan memasukkan Ali Mochar Ngabalin maupun staf lainnya.

Baca juga:  Presiden Jokowi Ajak Australia Dukung Perdamaian Palestina-Israel

“Dulu era SBY dalam menghadapi periode kedua sangat percaya diri, tidak ada penambahan staf khusus, buzzer maupun dukungan media mainstream. Sangat terlihat Jokowi ketakutan dengan janji yang diingkarinya,” papar Muslim.

Muslim mengatakan, mungkin kalangan bawah mudah dan pendidikan rendah bisa diberdaya dengan gaya merakyat Jokowi.

“Tetapi dengan penyadaran dari gerakan Ganti Presiden 2019 yang memunculkan fakta-fakta Jokowi ingkar Jokowi bisa membuat rakyat tidak memilih lagi mantan Wali Kota Solo itu. Belum lagi masalah TKA dari China,” jelas Muslim.

Kata Muslim, kelakuan pendukung Jokowi terutama di media sosial (medsos) membuat citra Jokowi makin buruk. “Jokowi bisa jatuh oleh kelakuan pendukungnya sendiri. Jokowi itu ingin mencitrakan diri sempurna dan tidak ada kesalahan,” pungkasnya.

Baca juga:  Menabung Harus Punya NPWP, Rezim Jokowi Perampok Rakyat