Soal 10 Jenazah Terduga Teroris di Surabaya, Polisi Tunggu Fatwa MUI

Hingga kini masih ada 10 jenazah terduga teroris di RS Bhayangkara Surabaya, Jatim. Setelah 3 jenazah terduga teroris yang lain diserahkan pada pihak keluarga untuk dikebumikan.

Polisi sudah menghubungi pihak keluarga untuk segera mengambil jenazah terduga teroris yang tersisa 10, tetapi mereka menyerahkan kepada kepolisian.

Polda Jatim masih menunggu fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait 10 jenazah terduga teroris. Sebab sebelumnya polisi hendak menguburkan 7 jenazah terduga teroris di pemakaman umum jarak, Jalan Putat Jaya, Surabaya.

Namun mendapat penolakan dari warga. Bahkan warga langsung menutup kembali liang lahat yang sudah digali petugas penggali kuburan. Warga kesal karena akibat aksi bom bunuh diri terduga teroris banyak warga Surabaya yang tewas dan luka-luka.

“Jenazah masih kita tunggu surat yang dibuat oleh Bu Risma, ke MUI Surabaya terkait dengan mungkin fatwa terhadap mayat ini,” terang Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin, Jumat (18/5/2018).

Sebelumnya, sambung Machfud, petugas akan memakamkan 7 jenazah terduga teroris di pemakaman umum Putat, tetapi warga menolak dengan langsung menutup kembali liang lahat yang sudah digali.

“Kan ada sedikit penolakan dari warga yang tidak mau menerima mayat ini. Sampai saat ini sudah ada keluarga yang mau menerima tiga jenazah tragedi bom di Rusunawa Wonocolo. Tetapi untuk jenazah lain yang tidak diterima keluarganya, polisi menunggu fatwa MUI,” ungkapnya.

Machfud menambahkan, pihak keluarga terduga teroris sudah menyerahkan kepada pihak kepolisian. Kepolisian menerimanya karena sudah menjadi tugas, pihaknya akan melakukan yang terbaik, walaupun itu pelaku.

Ke 10 jenazah terduga teroris tersebut masing-masing bernama Dita, pelaku bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Jalan Arjuno, disusul Puji Kuswati bersama FS (12) dan PR (9) pelaku bom bunuh diri di GKI Jalan Diponegoro.

Kemudian YF (18) dan F (16) pelaku bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya. Keenam pelaku teroris ini merupakan satu keluarga yang terdiri bapak, ibu dan anak yang beralamat di Rungkut, Surabaya.

Disusul pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya pada 14 Mei 2018. Pelakunya juga merupakan satu keluarga. Mereka masing-masing Tri Murtiono, Tri Ernawati, MDS, MDA. Mereka kontrak rumah di kawasan Medokan Ayu, Surabaya. [okezone]