Lawan politik Joko Widodo (Jokowi) terlihat mendukung kelompok teror dengan tidak memberikan kecaman keras terhadap bom bunuh diri di Surabaya.
“Kita terkejut ketika membaca argumen-argumen politisi tersebut yang isinya cenderung memberikan angin kepada pelaku teror dengan argumen yang seolah-olah mengutuk teror tersebut tapi secara implisit membela dan mendukung kelompok teroris,” kata Inas Nasrullah Zubir, Selasa (15/5).
Kata Inas, ada kalangan politisi tertentu yang justru telah bergerak melakukan komunikasi dengan para teroris sebelum terjadinya peristiwa keji di Surabaya tersebut.
Indikasi tersebut, kata dia, bisa dikaitkan dengan tertangkapnya anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Fraksi PKS oleh Densus 88 di Bandara Juanda, Surabaya.
“Selain itu, yang lebih mengherankan tidak ada statemen apapun terhadapa peristiwa keji tersebut baik dari Prabowo, Gatot Nurmantyo, AHY maupun Anies Baswedan. Padahal mereka sedang menggadang-gadang diri mereka untuk mencalonkan diri dalam pilpres 2019. Selain itu, ada apa dengan Amien Rais? yang selama ini lantang menyerang Jokowi tapi tidak bersuara terhadap peristiwa keji di Surabaya tersebut,” ujarnya heran.
Ditekankannya, sebagai bangsa yang bernurani dimana Islam sebagai agama terbesar di Indonesia, tidak ada alasan apapun untuk melakukan pembenaran dan pembelaan terhadap perbuatan biadab tersebut, bahkan kewajiban bagi semua politisi serta bakal calon-calon presiden 2019 untuk menyuarakan perlawanan mereka kepada terorisme serta memberikan empati kepada para korban dan keluarganya.
“Kita sangat ingin agar tindakan terorisme ini dapat semakin diminimalisir bahkan dimusnahkan di bumi Nusantara ini, karena itu, seluruh fraksi di DPR-RI yang mendukung pemberantasan terorisme, harus segera mendorong diparipurnakan-nya RUU Pemberantasan Terorisme,” pungkas Inas.