Gardu Banteng Marhaen: Yang Tolak Dosen Asing, seperti Otak Udang dan di Dengkul

Ilustrasi dosen asing (IST)

Seseorang atau kelompok yang menolak keputusan mendatangkan dosen asing otaknya ada di dengkul dan seperti otak udang.

Demikian dikatakan Koordinator Gardu Banteng Marhaen Sulaksono Wibowo dalam pernyataan kepada suaranasional, Ahad (21).

Menurut Sulaksono, mendatangkan dosen asing untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia. “Malaysia maju itu mendatangkan dosen-dosen asing. Begitu China. Mereka menyerap ilmu dan pengaplikasinnya,” paparnya.

Kata Sulaksono, tidak perlu mencurigai mendatangkan dosen asing karena mempunyai tujuan yang baik untuk bangsa Indonesia.

“Tentunya dosen yang didatangkan ke Indonesia mempunyai kualifikasi yang tinggi. Pihak Kemenristekdikti mempunyai standarnya,” pungkasnya.

Pemerintah akan mengundang 200 dosen asing datang ke Indonesia. Mereka akan berkolaborasi dengan perguruan tinggi negeri dan swasta untuk transfer ilmu dan membantu penelitian.

Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ali Ghufron Mukti mengatakan, terkait dengan adanya Perpres Tenaga Kerja Asing (TKA), Kemenristekdikti akan mengundang 200 dosen dari luar negeri untuk datang ke Indonesia. Mereka akan berkolaborasi dengan perguruan tinggi negeri dan juga perguruan tinggi swasta selama maksimal selama satu tahun di Tanah Air.

“Dosen kita ini untuk kinerja pendidikan bagus, pengabdian baik, tapi untuk penelitian dan inovasi menghasilkan paten dan publikasi masih bermasalah. Kita mau mengundang profesor (asing) agar sama-sama mengembangkan atmosfer akademik yang bisa maju dan bisa mengali dana (untuk penelitian) dari internasional,” tandas Ali pada seminar “Menyiapkan Dosen Masa Depan” di Jakarta, Kamis (19/4/2018).