Pasangan pendekar Budi Susanto dan Yustika Dwi Susanto melangsungkan pernikahan di Desa Kradenanrejo, Kecamatan Kedungpring, Lamongan (8/4) dengan menggunakan seragam Tapak Suci.
Yustika mengatakan, seragam Tapak Suci dipakai sebagai wujud kecintaannya terhadap perguruan silat yang telah menggembeng mereka.
Acara resepsi juga dihadiri perwakilan dari Pimda 026 Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang kedatangannya juga mengenakan seragam kebesaran Tapak Suci.
Yustika santri di Ponpes Al-Muhajir Kedungpring sedangkan Budi tinggal di Pesantren Karangasem Paciran.
Pengasih Ponpes Al-Muhajir Muhammad Mandom menceritakan pasangan pendekar ini dipertemukan dan menjadi suami istri.
Kata Mandon, keduanya dipertemukan saat ujian kenaikan tingkat (UKT) dalam jenjang di perguruan Tapak Suci di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 13 Tikung yang diadakan oleh Pimda Tapak Suci 026 Lamongan yang di pimpin Khoirul Muslimin.
Dari acara itu nampaknya awal rasa cinta itu tiba-tiba muncul dari benak Budi.
“Anak saya, Yustika (santri Mandom, red), sepulang dari UKT tiba-tiba menarik tangan istri saya,” ungkap Mandom.
“Kader itu mau mengkhitbah (melamar, red) saya. Bagaimana,” kata Yustika seperti ditirukan Mandom.
Mandom dan istri sangat penasaran dan menanyakan siapa kakak kader itu.
Dengan tersipu malu, Yustika menyebut :”Kalau nggak salah namanya Budi.”
Mandom berusaha mencari tahu dan mengenal Budi. Malamnya Mandom menelusuri Budi. Dan mengoreknya melalui chat WA.
Mandom menanyakan keseriusan Budi tergadap Yustika. Apa jawaban Budi dalam WA itu.
“Afwan ustadz, bismillah ini bagian dari sekian ikhtiar saya yang ingin melaksanakan perintah Allah dan sunnah Rasulullah,” jawab Budi dalam WA.
Panjang lebar tanya jawab di WA, hingga ujungnya Mandom menyetujui maksud Budi.
“Jika niat menikahmu karena Allah, insya Allah akan di mudahkan. Bismillah saja, Insya Allah santri saya siap untuk menerima,” jawab Mandom (Tribun | Yunis Hanis Syam).
