Ketum PPP Sebut Keluarga Cendana di Balik Teror Ulama & Isu PKI?

Ketum PPP Romahurmuziy (IST)

Berdasarkan investasi yang dilakukan PPP menemukan bahwa teror terhadap ulama maupun isu PKI dilakukan mantan orang kuat di Indonesia.

“Mereka adalah yang pernah menjadi orang kuat di republik ini, siapanya tentu polisi, aparat intelijen harus menggali lebih jauh fakta dan apa di balik fakta,” kata Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy), Rabu (22/2) dikutip dari detik.

Kata Rommy, dari temuan investigasi PPP bahwa tujuan para ‘sutradara’ penyerang ulama adalah untuk mendestabilisasi keamanan nasional dan membangun persepsi publik bahwa pemerintah saat ini tidak kompeten mengurus keamanan, sehingga dibutuhkan pemimpin yang berlatar belakang tegas dan memiliki kemampuan menjaga situasi tetap kondusif.

Baca juga:  PPP Perjuangkan LGBT Masuk KUHP

“Nah, apakah itu kemudian bagian dari (upaya) pengisian bursa cawapres Pak Jokowi atau justru membangun imaji akan perlunya kepemimpinan yang seperti itu berdiri sendiri menjadi presiden yang akan datang, nah tentu waktu nanti yang akan menilai,” tuturnya.

Untuk para pengacau ini, Rommy mengatakan PPP menyerukan agar cara-cara tersebut tidak diteruskan. Rommy mengingatkan agar jangan mencoba-coba bermain api dengan memecah belah umat dan membuat disharmoni bangsa.

“Karena hari ini seruan-seruan di media sosial itu sudah cukup membelah kita, jadi jangan kemudian apa yang nampak terbelah di media sosial itu juga dimanifestasikan dalam keterbelahan melalui operasi-operasi lapangan, karena itu hanya akan semakin memperparah kontestasi politik, pilkada, dan pilpres yang akan datang dengan tontonan politik yang sangat tidak sehat dan tidak beradab, sehingga semakin membuat masyarakat kebanyakan apatis dengan politik,” jelas Rommy.

Baca juga:  Mantan Koruptor, KPK Minta Romy Jadi Duta Antikorupsi

Ia mengatakan, isu orang gila yang melukai ulama sama dengan ketika menjelang Soeharto jatuh, tahun ’96, ’97 banyak ustaz-ustaz kampung, kiai-kiai langgar, yang waktu itu dituduh sebagai dukun santet, dan kemudian dihabisi