Para Aktivis UI Tolak Kedatangan Jokowi ke Kampus

Salim Hutadjulu (IST)

Rencana pidato Presiden Jokowi dalam Dies Natalies di Kampus Universitas Indonesia Jumat 2 Februari 2018 di tolak oleh para aktivis UI khususnya aktivis Malari dan aktivis reformasi.

Mereka adalah Salim Hutadjulu, Herry Hernawan, Ayu B Nurdin.

Salim Hutadjulu, aktivis Malari 1974 UI mengatakan bahwa kedatangan Jokowi ke kampus UI dan kampus lainnya hanyalah untuk pencitraan.

“Intinya Jokowi adalah pencitraan”, Ujar aktivis yang selalu bersama aksi 212 ketika dihubungi redaksi.

Dalam kacamata mantan tahanan politik era Presiden Soeharto ini kedatangan Jokowi bagian kampanye untuk menjabat dua periode.

“Niatannya (Jokowi datang ke kampus. Ed) adalah untuk melakukan kampanye terselubung menjelang Pilpres 2019 nanti,” jelas Salim.

Salim mengatakan, sivitas akademika dan para mahasiswa UI harus waspada, kritis dan bijak dengan nasib rakyat saat ini.

Harapan Salim, seharusnya Rektor, para Doktor dan Profesor serta dosen memberikan teladan dalam Dies Natalis UI tersebut dengan mempertanyakan kebijakan pemerintah yang diambil.

“Tentu juga sangat diharapkan jika para dosen dan pejabat rektor memberikan teladan dengan bertanya kepada Presiden mengenai keadaan sosial ekonomi politik, politik masih gaduh, aktivis dipidana, ulama dikriminalisasi, impor beras, harga kebutuhan meroket, bensin naik. Semua membuat kehidupan rakyat tambah susah miskin dan menderita,” tegss Salim.

Aktivis hukum dari UI yang dihubungi terpisah, Herry Hernawan juga senada dengan Salim. Herry menanyakan keputusan yang diambil pejabat rektor dengan mengundang Jokowi dalam Dies Natalis tersebut.

Herry mengatakan, ada dugaan kedatangan Jokowi di acara Dies Natalies bagian konsolidasi politik menjelang Pilpres 2019.

“Di tahun politik ini, yang bergandengan dengan tahun depan Pilpres 2019. Tidak bijak dan elok Jokowi masuk ke Kampus UI,” paparnya.

Herry ingatkan bahwa tidak ada kebanggaan rakyat selama 3 tahun dibawah kepemimpinan Jokowi.

“Tak ada kebanggaan rakyat selama 3 tahun ini menjadi Presiden. Janji tinggal janji, yang selalu diingkari. Pencitraan demi pencitraan, terlihat jelas. Tak mampu mengelola pemerintahan dalam ukuran yang paling minimal. Hutang terus bertumpuk,” ungkapnya.

Herry mengatakan bahwa lobi orangnya Jokowi di kampus UI melalui Rektorat memang kuat namun para pejabat kampus harus sadar UI adalah kampus perjuangan rakyat yang tidak boleh ada gap dengan rakyat.

“Kampus UI adalah kampus penoreh perjuangan untuk Bangsa, sejak era Stovia dan RechtSchool di masa penjajahan,” ujar Herry Hernawan.

Apa yang dikatakan Salim dan Herry adalah disampaikan serupa oleh Ayu B Nurdin aktivis perempuan UI dibidang Hukum.

“Tagih dulu janjinya, kalau janjinya untuk rakyat ditunaikan baru kasih masuk UI,” ujar Ayu B.