Sebut Penganiayaan KH Umar Basri Alami Gangguan Jiwa, Ada Upaya Ditutup-tutupi

Penganiayaan terhadap KH Umar Basri (IST)

Ada upaya menutupi kasus penganiayaan dengan menyebut pelaku penganiayaan terhadap pengasuh pesantren Al Hidayah Cicalengka Kabupaten Bandung, KH Umar Basri mengalami gangguan jiwa.

“Tiba-tiba pelaku penyerang KH Umar Basri disebut alami gangguan jiwa. ini sangat mencurigakan. Padahal saat penyerangan menyebut amalan KH Umar Basri masuk neraka,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Selasa (30/1).

Kata Baidhowi, kasus penyerangan terhadap KH Umar Basri tidak bisa dianggap biasa karena mempunyai tujuan tertentu. “Dan tidak menutup kemungkinan ada serangan terhadap kiai lain, dan nantinya disebut pelakunya alami gangguan jiwa,” jelas Baidhowi.

Baidhowi mencurigai, ada sekelompok tertentu yang memanfaatkan orang-orang yang sedang alami gangguan jiwa dicuci otaknya untuk menyerang bahkan melakukan teror. “Tidak menutup kemungkinan, orang-orang yang alami gangguan jiwa dimanfaatkan untuk melakukan teror,” papar Baidhowi.

Menurut Baidhowi, kemunculan teror di saat Pilkada punya tujuan agar plt kepala daerah dijabat kalangan Polri. “Alasan stabilitas bisa jadi plt gubernur atau bupati dijabat anggota Polri,” pungkas Baidhowi.

Tim dokter yang memeriksa kondisi tersangka kasus penganiayaan pengasuh pesantren Al Hidayah Cicalengka Kabupaten Bandung, KH Umar Basri menegaskan bahwa tersangka mengalami gangguan jiwa berat.

‎”Yang bersangkutan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jabar pada 26 Juni 2017-24 juli 2017. Yang bersangkutan dipulangkan dan diminta rawat jalan tapi ternyata riwayat berobat tidak teratur,” ujar dr Leony Widjadja, Ketua Komite Dokter RS Sartika Asih sekaligus dokter spesialis kesehatan jiwa di RS Sartika Asih, Jalan Mohammad Toha Bandung, Senin (29/1)