Ini Dia Target Operasi Intelijen Hitam Penganiayaan KH Umar Basri Cicalengka

Penganiayaan KH Umar Basri (IST)

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka KH Umar Basri yang dianiayai seseorang merupakan bagian operasi intelijen hitam untuk membuat kisruh Pilkada Jawa Barat (Jabar).

“KH Umar Basri di Cicalengka dianiya merupakan operasi intelijen hitam untuk membuat kisruh pilkada Jabar,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Ahad (28/1).

Menurut Muslim, operasi intelijen hitam itu bisa membuat opini Jabar tidak stabil secara keamanan maka dibutuhkan Plt Gubernur dari polisi.

“Bisa jadi kejadian kejadian yang menimpa KH Umar Basri bisa memperkuat Polri menjadi Plt Gubernur Jabar,” ungkap Muslim.

Menurut Muslim, peristiwa penganiayaan KH Umar Basri memunculkan nama Wahabi dan memperuncing hubungan dengan kalangan NU.

Baca juga:  Aktivis Muhammadiyah DKI Usulkan Jalan Ceger di Jaktim Diganti Nama Pahlawan atau Tokoh Umat

“Ada upaya memunculkan benturan Wahabi dengan NU. Bahkan Wahabi dengan Muhammadiyah,” jelas Muslim.

Muslim mencurigai ada yang sengaja memunculkan kelompok Wahabi yang suka mentahzir (mensalahkan dan mencela) kelompok lain. “Yang suka mentahzir ini sangat setia kepada pemerintah dan mengharamkan demo,” papar Muslim.

Tindakan penganiayayan terhadap ulama yang terjadi di Cicalengka tepatnya kepada KH Umar Basri Pondok Pesantren Al-Hidayah oleh pihak tidak dikenal.

Pada Sabtu, (27/1) pukul 05.30 WIB terjadi tindak pidana penganiayaan terhadap KH Umar Basri (Alias Ceng Emon/Mama Santiong). Pelaku diketahui seorang laki-laki yang identitasnya belum teridentifikasi dengan ciri-ciri berpakaian kemeja levis dan memakai sarung.

Pelaku awalnya mengikuti sholat berjamaah shubuh di Mesjid Al-Hidayah. Kemudian setelah sholat berjamaah selesai para jamaah keluar dari mesjid, korban (Pangersa Mama) dan pelaku masih berada di masjid. Lampu masjid dimatikan oleh santri seperti biasa.

Baca juga:  Kampanye Terakhir Abdillah Natsir di Sidrap Dihadiri Ribuan Warga

Dalam kondisi gelap dan Kiai Umar Basri sedang membaca wirid khusus, tiba-tiba pelaku langsung menyerang, memukul bertubi-tubi, menggunakan tangan kosong.

Sebelumya pelaku menendang kotak penyimpanan amplifier sambil berkata-kata dalam bahasa Sunda, “ini pinarakaeun (ini alat menuju neraka)”. Sambil dikatakan berulang-ulang, dan tersangka berkata lagi, “nu didiyeu punarakaeun kabeh (yang di sini calon penghuni neraka semua)”.