Jelang Akhir Tahun, Harga Daging Ayam Melonjak Jadi Rp35.000

Pedagang Ayam – Ist

Beberapa hari jelang tutup tahun 2017, harga sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Salah satunya harga daging ayam yang mengalami kenaikan cukup signifikan.

Kenaikan tersebut disebabkan pasokan daging ayam dari luar daerah berkurang, akibat cuaca yang tidak menentu. Pedagang daging ayam di pasar tradisional di Kota Pangkalpinang pun mengeluhkan minimnya pasokan daging ayam ke Pangkalpinang.

Hal ini memengaruhi harga jual yang mengalami kenaikan harga signifikan. Lonjakan harga ini menurut pedagang sudah terjadi sejak jelang Natal hingga saat ini.

Romla (41) pedagang daging ayam, menyampaikan bahwa daging ayam broiler yang biasanya dihargai Rp25.000 Rp28.000 per kilogramnya, saat ini naik menjadi Rp35.000 per kg.

“Terjadinya lonjakan ini karena minimnya pasokan dari luar daerah yang diakibatkan cuaca buruk yang melanda wilayah di Bangka Belitung beberapa hari belakangan,” ujarnya ditemui Okezone di Pasar Tradisional, Kota Pangkalpinang, Selasa (26/12/2017).

Sementara kata dia, pasokan ayam lokal tidak mencukupi kebutuhan pasar. Karena masyarakat banyak yang cari, terlebih untuk perayaan natal dan tahun baru 2018.

Baca juga:  Waduh, Rumah Karaoke Milik Inul Daratista Sajikan Penari Telanjang

“Harganya cukup mahal biasanya itu dijual Rp28.000 sudah bersih. Sekarang jadi mahal Rp35.000, karena enggak sampai begitu mahal, biasanya juga itu paling mahal kisaran Rp30.000 per kg,” keluhnya.

Menurut Romla, harga daging ayam saat ini diperkirakan masih akan naik, mengingat cuaca yang tak menentu hingga saat kini masih melanda kawasan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Kalau lihat cuaca buruk seperti saat ini, kemungkinan harga daging ayam melonjak. Mengingat ayam lokal kampung juga enggak mencukupi kebutuhan pasar,” jelasnya.

Tak hanya daging ayam yang seolah sudah menjadi tradisi tahunan, jelang pergantian tahun. Harga komoditi lain seperti cabai rawit maupun cabai merah besar mengalami kenaikan cukup signifikan, bahkan sudah di atas angka 50%.

“Kalau cabai kecil kita jual sekarang ini harganya Rp50.000 lebih, biasanya Rp30.000, cabai besar kita jual Rp44.000, biasanya cuma Rp33.000,” ungkap Nita (41) pedagang pasar tradisional Pangkalpinang.

Menurutnya, kenaikan harga tersebut sudah terjadi sejak awal Desember lalu dan masih bertahan hingga kini.

“Rata-rata semua naik, cuma yang lainnya masih stabil karena kenaikannya tidak terlalu banyak seperti harga cabai. Biasanya harga ini masih akan naik hingga pergantian tahun nanti,” tuturnya.

Baca juga:  Dinsos Lamongan: Keberhasilan BPNT belum Bisa Diukur secara Cepat

Pedagang bilang mungkin karena faktor cuaca buruk, menjadi penyebab tidak stabilnya harga cabai, banyak petani gagal panen. Belum lagi stok cabai di tingkat petani lokal tidak bisa menutupi kebutuhan pasar. Mau tidak mau stock barang harus didatangkan dari luar daerah, sementara cuaca buruk mengakibatkan barang dari luar daerah tidak bisa masuk ke Kota Pangkalpinang.

Bukan hanya pedagang yang mengeluhkan kondisi harga pangan saat ini, pembeli juga merasakan dampak kenaikan harga pangan dan berharap ada solusi dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah yang sudah menjadi tradisi tahunan tersebut.

“Cabai yang besar kita beli Rp50.000, cabai kecil Rp60.000, harga ini masih sangat mahal, biasanya kan Rp30.000 kadang Rp25.000. Selain cabai kebutuhan pokok lainnya seperti telor, daging ayam, hampir semua mengalami kenaikan,” keluh Komaridah (43), salah satu pembeli kebutuhan pokok di Pangkalpinang. [Okezone]