KH Setya Novanto Ceramah di Pesantren, Netizen: Kasih Trik Lolos Jerat Hukum & Jadi Koruptor

KH Setya Novanto (IST)

Pengguna media sosial (Netizen) mengkritik Ketua Umum Partai Golkar KH Setya Novanto (Kiai Setnov) yang memberikan ceramah di pondok pesantren.

Kebanyakan netizen menuding Kiai Setnov bukan sosok yang patut dijadikan contoh bagi kalangan pesantren karena diduga terlibat korupsi E-KTP.

Netizen menuding ceramh Kiai Setnov justru mengajarkan kalangan santri untuk lolos dari jerat hukum dan trik jadi koruptor.

Akun Facebook Kang Sarjono menuliskan: “Bahaya santri dengar ceramah Kiai Setnov bisa diajari korupsi.”

Hal sama juga dikatakan akun Facebook Nur Budiono: “Setnov jadi kiai dan ceramah. Kiamat sudah dekat.”

Sedangkan akun Facebook Ahmad Fauzi meminta kalangan pesantren tidak memberikan kesempatan Kiai Setnov memberikan ceramah. “Kiai Setnov ceramah, jamaahnya bisa ngantuk semua”

Ketua DPR KH Setya Novanto (Setnov) hadir dalam acara hari santri di Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Al Jailani, Probolinggo, Ahad (22/10).

Baca juga:  Wartawan Senior: Meikarta & Reklamasi Garapan Cukong China, Mereka Warga Mana?

Kiai Setnov yang sudah menjadi warga nahdiyin memberikan ceramah di hadapan para santri, kiai Pesantren Syaikh Abdul Qodir Al Jilani.

Dalam ceramahnya, Kiai Setnov mengatakan, pesantren dan NU mempunyai peran dalam mempertahankan kemerdekaaan.

Kata Kiai Setnov, Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari mempunyai peran mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Tanpa Resolusi Jihad NU tersebut, tidak akan pernah ada peristiwa 10 November di Surabaya yang diperingati sebagai Hari Pahlawan. Saya sangat bangga menjadi warga NU,” ungkap Kiai Setnov.

Baca juga:  GP Ansor Tegaskan tak Masalah Memilih Pemimpin Non Muslim, Ini Dalilnya?

Selain itu, ia mengatakan, mendukung Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

“Kebijakan tersebut merupakan hadiah terindah dari Presiden Joko Widodo yang akan dikenang sepanjang masa oleh ummat Nahdiyin.” pungkas Kiai Setnov.