Anak PKI: Ayah Bukan Jahat, Salah Tangkap & Perlu Pelurusan Sejarah 1965

Ratrikala Bhre Aditya (IST)
Ratrikala Bhre Aditya (IST)

Ayahnya aktif dalam Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) underbouw PKI bernama Tedjabayu Sudjojono orang baik dan salah tangkap sehingga harus masuk tahanan di Pulau Buru.

“Bokap (ayah-Red) gue bukan orang jahat. Bokap gue hanya korban salah tangkap,” kata anak tahanan politik 1965 Tedjabayu Sudjojono, Ratrikala Bhre Aditya dalam wawancara KBR.

Menurut Ratrikala peristiwa G30S ada unsur kemanusiaan di mana orang-orang terbunuh dan dituduh dalam peristiwa 65.

“Sebenarnya buat gue ini bukan tentang G30S saja. Bukan obrolan yang hanya diangkat tiap 30 September. Ini adalah pembicaraan tentang kemanusiaan,” papar Ratrikala.

Selain itu, Ratrikala mengatakan, peristiwa G30 s adalah bagian sejarah yang ditulis pihak yang menang.

“Buat saya pribadi sejarah adalah sesuatu yang ditulis oleh pihak yang menang. Mencari kebenaran akan masa lalu itu tidak pernah mudah, tapi perlu dilakukan,” jelasnya.

Kata Ratrikala perlu ada pelurusan sejarah dalam peristiwa 1965.

Bahwa pelurusan sejarah itu perlu dikejar. Yang perlu disikapi sekarang oleh teman-teman yang lain adalah ketika mereka penasaran, cari tahu,” ungkapnya.