Pembela & Pendukung PKI Bukan Pejuang Kemanusiaan Sejati, Ini Buktinya

Peristiwa G30SPK (IST)
Peristiwa G30SPK (IST)

Para pembela dan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) bukan pejuang kemanusiaan sejati karena mereka tidak membela korban dari kalangan Islam maupun kelompok lainnya.

“Saya tak melihat bahwa mereka yang suka teriak-tetiak membela keluarga dan keturunan PKI sebagai murni membela nilai-nilai kemanusian,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma’mun Murod Al Barbasy di akun Facebook-nya.

Kata Ma’un, ketika nilai-nilai universal dikedepankan, maka tak mungkin pejuang sejati kemanusiaan itu melakukan “pembelaan kemanusiaan” hanya pada korban kemanusiaan yang menimpa kelompok tertentu saja, sebut saja PKI dan keturunannya.

Baca juga:  Terbongkar, Ini Dia Berbagai Kesalahan Hasil Survei Denny JA

“Kalau mereka teriak dan membela kemanusiaan, maka sejatinya korban kemanusiaan di Indonesia itu bukan hanya para pengikut dan keturunan PKI. Ada korban yang berasal dari keluarga DI/TII. Ada korban yang berasal dari PRRI/Permesta. Ada korban kebiadaban tentara dalam peristiwa Tanjung Priok,” kata Ma’mun.

Menurut Ma’mun, jika pejuang sejati kemanusiaan, maka mereka seharusnya juga teriak yang sama lantangnya atas kasus-kasus seperti Tanjung Priok, salah tangkap Densus 88, Komando Jihad sebagaimana mereka teriak lantang membela PKI dan keturunannya.

“Ketika mereka hanya lantang teriak kemanusiaan yang menimpa keluarga PKI dan keturunannya dan abai terhadap korban (politik) kemanusiaan lainnya hanya lantaran beda aliran politiknya, rasanya sulit menyebut mereka sebagai pejuang kemanusiaan sejati,” tegasnya.

Baca juga:  Mantan Presidium GMNI: Menuju Pilpres 2024, Indonesia Seperti Menjelang G30S/PKI

“Mereka tak lebih hanya sok menjadi pejuang kemanusiaan. Bahkan mungkin mereka sejatinya bukan sekadar pembela, tapi juga pendukung komunisme (PKI) dengan kedok kemanusiaan,” pungkas Ma’mun.