Sebut Kasus Rohingya untuk serang Pemerintah, Aktivis Politik: Kapolri tak Punya Rasa Kemanusiaan

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (IST)
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (IST)

Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak punya rasa kemanusian dengan menuding ada yang menggoreng kasus Rohingya menyerang pemerintahan Jokowi.

Demikian dikatakan aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Rabu (6/9). “Yang di medsos itu mengkritik Jokowi karena terkesan lambat dalam merespon kasus Rohingya,” ungkap Rahman.

Kata Rahman, Kapolri tidak seharusnya mengeluarkan pernyataan tersebut karena bisa berakibat fatal. “Karena ada buzzer pro Jokowi maupun media pendukung penguasa Seword menuding demo kasus  Rohingya berpotensi makar,” jelas Rahman.

Menurut Rahman, harusnya Kapolri mengungkapkan ada peran LSM yang bersama pemerintah membantu kasus Rohingya. “Pernyataan Kapolri sangat politis dan terkesan ingin mendapat dukungan dari relawan dan mengamankan jabatan,” ungkap Rahman.

Rahman mengatakan, pasca pernyataan Kapolri itu kemungkinan ada tudingan makar maupun teroris yang memanfaatkan isu Rohingya. “Ada kemungkinan teroris maupun orang makar yang ditangkap dengan tudingan memanfaatkan isu Rohingya,” pungkas Rahman.

Kapolri Tito Karnavian menyebut kasus Rohingya ‘digoreng’ untuk menyerang pemerintah.
 
“Dari hasil penelitian itu bahwa isu ini lebih banyak dikemas untuk ‘digoreng; untuk menyerang pemerintah. Dianggap lemah,” ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/9).

Baca juga:  Mau Usut Dana Demo 4/11, Kapolri Kurang Kerjaan dan Provokasi Umat Islam