Menteri Keuangan Era Soeharto: Ekonomi Makro Jokowi Bisa Ambruk

Jokowi mengatakan ekonomi meroket bulan September 2015  (IST)
Jokowi mengatakan ekonomi meroket bulan September 2015 (IST)

Para pejabat penting di bidang ekonomi dan keuangan pemerintahan sibuk membanggakan “sukses” dengan kebijakan makro ekonomi yang stabil. Padahal Presidennya mendesak para pejabatnya agar mengambil berbagai langkah konkrit untuk mendongkrak ekonomi Indonesia.

“Jadi makro ekonomi kini bisa dibilang OK dan masih OK, tapi sebenarnya terus memburuk dan ingat, lama-lama bisa ambruk,” kata Menteri Keuangan RI era Presiden Soeharto, Fuad Bawazier kepada suaranasional, Kamis (17/8).

Kata Fuad, Makro Ekonomi Indonesia sejak 50 tahun terakhir ini (awal Orba sampai sekarang) praktis stabil begini-begini saja (kecuali saat terkena krisis moneter) dengan kecenderungan kini memburuk.

“Sebab dulu pertumbuhan bisa mencapai 6-7 persen; sekarang hanya 5 persen; cadangan devisa relatif stabil diukur rationya terhadap impor; inflasi plus-minus sama/relatif stabil; rata-rata pertumbuhan kredit perbankan dulu lebih tinggi dari sekarang,” jelas Fuad.

Fuad mengatakan, sebaiknya petinggi ekonomi keuangan Pemerintah tidak terlena apalagi membanggakan “sukses” makro ekonomi sebab dari dulu ya begitu-begitu saja dengan kecenderungan relatif memburuk.

“Jadi tidak ada yang perlu dibanggakan dengan makro ekonomi Indonesia sekarang ini. Propaganda “sukses” yang terus menerus bisa menyesatkan,” jelas Fuad.

Kata Fuad, lama-lama pemerintah Jokowi sendiri bisa terlena karena percaya pada kebohongan atau propagandanya sendiri.

“Stabilitas makro penting tapi itu saja tidak cukup, sebab ukuran sukses sesungguhnya di sektor riil atau mikro. Dan di mikro kita sedang babak belur,” pungkas Fuad.