Sebut PT IBU Merayu Petani Harga Tinggi, Aktivis Politik: Polisi Perlihatkan Kebodohan

Pernyataan kepolisian (IST)

Aparat kepolisian khususnya satgas pangan polri memperlihatkan kebodohan dengan mengatakan, PT Indo Beras Unggul (PT IBU) merayu petani untuk membeli harga lebih tinggi sehingga mematikan pelaku usaha lain.

“Membeli harga gabah lebih tinggi justru mengangkat petani. Nampaknya satgas pangan memperlihatkan kebodohan dan tidak tahu soal beras dan pertanian,” kata aktivis politik Ahmad Lubis kepada suaranasional, Selasa (25/7).

Kata Lubis, kasus penggerebekan beras milik PT IBU terlihat penuh kejanggalan dan dipaksakan. “Mensos saja sudah membantah beras dari PT IBU berasal dari subsidi,” ungkap Lubis.

Baca juga:  Listrik Mati Cukup Lama, Aktivis Malari 74: Pejabat Terkait Harus Mundur

Lubis menduga ada persaingan usaha dalam penggerebekan PT IBU. “Nuansa persaingan bisnis sangat terlihat dan bisa dirasakan,” pungkas Lubis.

Satuan tugas (satgas) pangan Polri menggerebek pabrik PT Indo Beras Unggul (PT IBU) karena disinyalir melakukan kecurangan penjualan beras. PT IBU membeli gabah di tingkat petani dengan harga Rp4.900 per kilogram, jauh di atas harga pasar. Modus pembelian dengan harga tinggi itu dinilai dapat mematikan pelaku usaha lain.

“Bulog (Badan Urusan Logistik) hanya boleh membeli sesuai harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp3.700 per kilogram. Sementara PT IBU beli (gabah petani) tinggi,” jelas Ketua Satgas Pangan Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto dalam Prime Time News Metro TV, Sabtu 22 Juli 2017.

Baca juga:  Pengurus LAMR dan Masyarakat Melayu Usir Ketua Ketua GP Ansor Riau