Paksakan Presidential Threshold 20 %, Jokowi Ingin Capres Tunggal

Presiden Jokowi (Tibunnews)
Presiden Jokowi (Tibunnews)

Rezim Joko Widodo (Jokowi) menabrak logika waras, menabrak kewajaran, kurang sehat akal yang memakasakan Presidential Threshold 20 persen.

Demikian dikatakan mantan Relawan Jokowi, Ferdinand Hutahean dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (13/7).

Kata Ferdinand, kengototan pemerintah Presidential Threshold 20 persen menabrak keputusan Mahkamah Konstitusi 2013 tentang Pemilu Serentak, dan menabrak serta membunuh semangat jiwa demokrasi.

Kata Ferdinand, aaat ini partai yang ikut mendukung sikap ngotot pemerintah adalah PDIP, Golkar, Nasdem.

Tiga Parti ini yang paling membebek pemerintah mematikan jiwa demokrasi dan kabarnya PPP, HANURA, PKB yang tadinya masih waras logika demokrasinya akan turut serta mendukung pembunuhan semangat jiwa demokrasi dan kemungkinan akan ikut mendukung sikap pemerintah.

“Lobbi keras dan mungkin dibumbui sedikit ancaman khas gaya penguasa membuat mereka luluh atau mungkin takut,” ujar Ferdinand.

Kata Ferdinand, Jokowi takut berkompetisi secara terbuka dengan calon presiden lain maka ngotot ingin menjadi calon presiden tunggal.

“Jokowi tampaknya menyadari bahwa posisinya sudah kehilangan dukungan rakyat, maka untuk dan demi kelangsungsn kekuasaan, hukum harus disiasati dan di buat untuk kepentingan politik penguasa sekarang. Ini contoh buruk dan menjadi noda hitam sejarah bangsa,” jelas Ferdinand.

Ia mengatakan, seharusnya Jokowi tidak perlu takut jika muncul 4 atau bahkan 10 calon presiden 2019 nanti. Justru itu aalah pembuktian secara sahih terhadap klaim pemerintahan Jokowi atas prestasi dan kesuksesannya seperti yang di propagandakan selama ini.

“Jika keberhasilan itu nyata, dan dukungan rakyat itu nyata, maka percayalah bahwa meskipun ada 10 calon presiden, maka tetaplah Jokowi yang akan menang dan dipilih. Dengan demikian tidak perlu takut berkompetisi secara terbuka,” paparnya.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi diharapkan mengeluarkan kebijakan yang bijaksana untuk bangsa bukan semata untuk diri sendiri.

“Jangan tiru permainan politik dulu saat SBY hendak mencalonkan diri sebagai Presiden, partai yang juga dimotori oleh partai yang sama dengan sekarang ngotot membuat Presidential Treshold 20% untuk mengganjal SBY dengan partai Demokrat yang baru lahir. Ini tidak elok sama sekali dalam berpolitik,” pungkas Ferdinand.