Ngeri, Ini Indikasi Penyerangan Hermansyah Terencana dan Sistematis

Pembacokan Hermansyah (IST)
Pembacokan Hermansyah (IST)

Saksi ahli IT dari GNPF MUI untuk kasus rekayasa chat Habib Rizieq, Hermansyah (HS) diduga kuat diserang secara terencana pihak tertentu.

“HS sebagai saksi ahli yang mengatakan chat mesum HRS adalah palsu, dan tentunya ada pihak yang tak berkenan dengan kesaksian itu,” kata wartawan senior Asyari Usman dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (10/7).

Kata Asyari, banyak pertanyaan yang perlu dijawab seperti adik HS “kebetulan” terlibat kejar-kejaran dengan sebuah mobil sedan, kemudian adik HS dibiarkan lolos.

“Kok bisa “kebetulan” ada mobil Jazz yang berposisi di belakang HS dan “kebetulan” pula salah seorang penumpang Jazz atau penumpang sedan yang satu lagi sedang membawa senjata tajam?” tanya Asyari.

Ia juga mempertanyakan, mobil yang di belakang HS bisa “kebetulan” terpisah dari mobil pelaku yang memepet mobil adik HS. “Sehingga, “kebetulan” saja mobil HS terapit oleh kedua mobil pelaku penyerangan?” tanya Asyari.

Asyari merasa aneh, kedua mobil pelaku tidak mengejar adik HS padahal awal peristiwa ini adalah pemepetan mobil adik HS. “Kenapa kemudian HS yang dijadikan sasaran utama?” kata Asyari.

Kata Asyari, dalam peristiwa ini ada keanehanan, para penumpang yang memepet HS itu langsung menyerang HS, tidak bertengkar lebih dulu kemudian meminta ganti rugi kalau ada kerusakan pada mobil mereka.

“Kalau HS tidak mau bayar ganti rugi, barulah “logis” melakukan tindak kekerasan,” ungkapnya.

Kalau misalnya para pelaku merasa HS harus bayar ganti rugi, kenapa mereka tidak langsung saja mencari dompet HS?

Kata Asyari, dalam banyak kasus “road rage” (marah di jalan), yang umumnya terjadi adalah pertengkaran tentang siapa yang salah. Kalaupun berujung dengan kekerasan, biasanya terjadi perkelahian tangan kosong. “Bolehlah” HS dihajar sampai bengkak-bengkak, tidak sampai mengancam nyawanya.

“Dari penjelasan keluarga HS, para pelaku tidak mempersoalkan siapa yang salah dalam pristiwa pepetan itu. Mereka langsung menyerang dengan senjata tajam, dan ada kesan HS ditargetkan “finished”,” ungkap Asyari.

Asyari mengatakan, berdasarkan suasana utuh insiden “road rage” yang membuat HS berada dalam kondisi kritis itu, sangatlah janggal untuk disebut bahwa peristiwa ini terjadi secara “kebetulan”.