Sebut Xenofobia di hadapan Presiden Prancis, Jokowi Terlalu Takut Kepada China

Presiden Prancis Hollande dan Jokowi (IST)
Presiden Prancis Hollande dan Jokowi (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokwoi) terlalu takut kepada China dengan mengatakan, adanya xenofobia bangsa Indonesia di hadapan Presiden Prancis Hollande.

“Pernyataan tersebut jelas menbuat saya heran dan kaget, saya berpikir sejenak, sejak kapan Indonesia pernah xenofobia? Sejak kapan Indonesia takut dengan China?” kata Pimpinan Rumah Amanah Rakyat, Ferdinand Hutahean kepada suaranasional, Jumat (31/3).

Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain atau yang dianggap asing. Salah satu kasus yang mencuat di Indonesia, masalah xenofobia terjadi terhadap etnis Tionghoa atau China.

Kata Ferdinand, ada empat isu besar terkait xenofobia yang dibicarakan Presiden Jokowi dengan Hollande pertama adalah Pilkada Gubernur DKI Jakarta yang salah satu kandidatnya adalah Basuki Tjahaja Purnama yang keturunan China.

“Yang Kedua adalah isu serbuan Tenaga Kerja Ilegal yang berasal dari China. Ketiga adalah Reklamasi Pantai Utara Jakarta yang diisukan telah di jual dan di iklankan di daratan China dan Hongkong. Yang keempat adalah isu tentang narkoba yang yang dalam jumlah besar berasal dari China,” ungkap Ferdinand.

Menurut Ferdiand, keeempat isu di atas memang membuat Indonesia menjadi tidak suka dengan China, tapi bukan takut seperti yang digambarkan dengan kata xenofobia.

“Kami menjadi tidak suka kepada Ahok, telah menyebabkan keretakan bangsa ini dengan kata-kata kasar, kotor dan keras serta menodakan agama Islam,” jelas Ferdinand.

Ia menegaskan, bangsa Indonesia tidak suka dengan hutang berkedok investasi yang membawa tenaga kerja ilegal dari China. “Bangsa ini butuh pekerjaan, masih tinggi angka tingkat pengangguran,kenapa justru diserahkan kepada tenaga kerja asing ilegal,” ungkap Ferdinand.

Kata Ferdinand, rakyat Indonesia tidak suka dengan reklamasi karena telah menggusur penduduk lokal pribumi dan terdengar di jual dan diiklankan didaratan China.

“Darah kami tentu mendidih jika kemudian terbukti Pribumi digusur untuk kemudian tanahnya dijual ke China. Kami juga tidak suka dengan narkoba yang jumlahnya luar biasa besar yang berasal dari China,” pungkas Ferdinand.