Mantan Anak Buah Surya Paloh Bongkar Kebusukan Metro TV dan Media Indonesia

Umat Islam protes ke Metro TV dan Kompas TV (IST)
Umat Islam protes ke Metro TV dan Kompas TV (IST)

Media milik Surya Paloh Metro TV dan Media Indonesia sering menyudutkan Islam dan sudah beberapa kali mendapatkan protes dari kalangan umat Islam.

“Media Grup berkali-kali disomasi ormas Islam sejak lama. Tapi somasi selalu berakhir dengan damai. Dan ke depan, mereka berulah lagi,” kata wartawan senior Edy A Effendi di akun Twitter-nya @eae18.

Kata mantan wartawan Media Indonesia, sudah banyak protes dan somasi ke Media Grup, tetap saja tak berubah. Mereka merasa dekat dengan Dewan Pers dan KPI.

“Kasus soal Rohis yang dianggap sarang teroris pecahkan rekor aduan ke KPI. Ada 29.730 pengaduan ke KPI terkait acara Metro. Tak kapok juga,” ungkapnya.

Edy mengatakan saat kasus Metro TV menayangkan berita soal Rohis yang dianggap sarang teroris, dirinya sengaja Prof Bambang di rumah Fachry Ali. “Dia bilang Metro tak koordinasi judul infografis.Ada tulisan, “Awas, Generasi Baru Teroris!,” jelas Edy.

Kata Edy, berdasarkan pengakuan Prof. Dr. H.M. Bambang Pranowo, peneliti soal teroris, Metro TV memanipulasi fakta dengan label yang provokatif.

Ia mengatakan, media milik Surya Paloh itu pernah juga disomasi soal editorial yang memojokan Palestina. Penulis Laurens Tato. Inti editorial, persoalan Palestina bukan soal agama.

“Assegaf dan Toeti Adhytama terpaksa memanipulasi identias Elman yang sebenarnya untuk meredam kemaraham kawan-kawan Ormas Islam,” ungkap Edy.

Untuk memanipulasi umat Islam, kata Edy, Djafar Assegaf dan Tuti Adhytama mengatakan ke pengacara senior yang mewakili umat Islam, Elman Saragih muslim.

“Di tengah pertemuan, Bang @mahendradatta pulang. Saya tanya, kenapa pulang Bang? Dia jawab, ternyata Elman juga Muslim. Loh kata siapa?” kata Edy.

Edy menegaskan, Kompas dan Media Indonesia juga Metro TV, bukan alat propaganda agama. “Artinya, tak boleh ada pesan terselubung. Faktanya tidak,” pungkas Edy.